Para Apoteker Wanita Melarikan Diri dari Ukraina

Selasa, 26 September 2023 - 05:01 WIB
loading...
Para Apoteker Wanita Melarikan Diri dari Ukraina
Apoteker Nataliia Petryk melarikan diri dari perang di Ukraina. Foto/Erik Flyg
A A A
KIEV - Perubahan baru-baru ini dalam peraturan wajib militer di Ukraina mewajibkan para petugas medis dan apoteker perempuan datang ke kantor wajib militer terdekat untuk memperbarui data pribadi mereka untuk kemungkinan pendaftaran.

Dilaporkan ada gelombang pengunduran diri dari apotek menjelang berlakunya keputusan tersebut.

“Pemilik apotek panik. Orang-orang mengundurkan diri dan pindah ke Eropa sebelum mereka dapat dihentikan di perbatasan,” ujar Elena Prudnikova, ketua asosiasi bisnis farmasi Ukraina pada outlet berita online Strana.ua Jumat lalu.

“Siapa yang tahu siapa yang akan bekerja, mengingat industri ini sudah berada dalam krisis yang serius,” ujar dia.

Undang-undang Ukraina menawarkan perempuan dengan profesi tertentu berusia 18 hingga 60 tahun, pilihan untuk mendaftar ke otoritas wajib militer sehingga mereka dapat direkrut sesuai kebutuhan.

Kementerian Pertahanan mempunyai wewenang menjadikan pendaftaran sebagai keharusan dan telah melakukannya bagi para petugas medis dan apoteker awal bulan ini.

Mandat ini mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober. Kiev juga meningkatkan upayanya menambah jajaran militernya dengan melonggarkan kelayakan.



Calon wajib militer dilarang meninggalkan negara itu tanpa pengecualian khusus. Menurut media lokal, menegakkan aturan bagi perempuan mungkin sulit karena Ukraina belum meluncurkan database elektronik yang dapat digunakan petugas pengawas perbatasan untuk memeriksa para pelancong.

Namun, rancangan undang-undang sedang diajukan di parlemen untuk pendaftaran tersebut.

“Banyak petugas medis wanita yang segera bersiap untuk berangkat ke Eropa,” papar Vasily Voskboynik, kepala asosiasi agen kepegawaian internasional Ukraina, kepada outlet tersebut.

“Dengan profesi yang mereka miliki, mereka memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan pekerjaan di sana,” ungkap dia.

Registrasi wajib telah dilakukan sejak tahun lalu, namun upaya pertama Kementerian Pertahanan memerintahkan hal tersebut memicu kemarahan publik secara massal, sehingga terpaksa dilakukan penundaan.

Kiev sedang berjuang mengisi kembali unit militernya setelah serangan balasan musim panas yang mahal terhadap posisi Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin memperkirakan bulan ini Ukraina telah kehilangan lebih dari 71.000 tentara dalam upaya tersebut.

“Saya benar-benar siap untuk menembak kaki saya sendiri daripada kembali ke garis depan,” ujar seorang desertir Ukraina berusia 20 tahun kepada The Times pekan lalu.

Dia mengaku telah menerima dua luka di medan perang dan tidak ingin kembali “setelah melihat begitu banyak korupsi dan ketidakmampuan” di militer Ukraina.

Dia melarikan diri dari unitnya setelah dokter mengizinkannya untuk bertugas di garis depan meskipun ada serpihan peluru yang tertinggal di bahunya.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1189 seconds (0.1#10.140)