Ukraina Merusak Pasaran Global Sistem Rudal S-400 Rusia dengan Tunjukkan Kelemahannya
loading...
A
A
A
Serangan-serangan tersebut, lanjut Budanov, menunjukkan bahwa sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 Triumf yang dibanggakan tidak dapat melindungi wilayah pendudukan Rusia di semenanjung Crimea, sehingga berpotensi merusak promosi Kremlin.
Pada bulan Agustus, Kementerian Pertahanan Ukraina mengeklaim bahwa mereka menghancurkan sistem S-400 di dekat Olenivka, sebuah desa di sepanjang Laut Hitam di Crimea, yang menunjukkan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan rudal jarak jauh Storm Shadow yang disediakan oleh Inggris.
Mereka kemudian melakukan hal yang sama lagi, pada bulan berikutnya, dengan melakukan serangan terhadap kota Yevpatoriya di Crimea.
Budanov mengatakan Ukraina mempunyai tujuan militer jangka pendek yang dicapai dengan menyibukkan—dan menghancurkan—kemampuan pertahanan udara Rusia. "Namun, dari sudut pandang politik, kami juga menunjukkan ketidakmampuan sistem pertahanan udara Rusia, yang membuatnya kurang menguntungkan di pasar senjata dunia," ujarnya.
Rusia tidak pernah mengonfirmasi kerugian yang diderita oleh sistem pertahanan rudal S-400-nya di Crimea.
S-400 secara umum dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara terbaik yang ada, bahkan menarik anggota NATO sebagai pelanggan—yakni Turki pada 2017 membayar sekitar USD2,5 miliar untuk mendapatkan sistem S-400 meski ditentang Amerika Serikat.
India mengikuti jejak Turki setahun kemudian, setuju untuk membayar sekitar USD5,5 miliar untuk lima sistem S-400, yang masing-masing terdiri dari kendaraan yang dilengkapi dengan rudal, dipasangkan dengan radar mandiri, yang dapat menargetkan ancaman di ketinggian.
Budanov menambahkan serangan drone di Moskow juga menunjukkan S-400 bahkan tidak dapat menjaga keamanan ibu kota Rusia.
“Ketika seluruh dunia melihat bahwa beberapa drone menyerang Moskow, tidak ada lagi yang ingin membeli sistem pertahanan udara Rusia,” katanya. "Dan itu sangat menyakitkan bagi mereka."
Pada bulan Agustus, Kementerian Pertahanan Ukraina mengeklaim bahwa mereka menghancurkan sistem S-400 di dekat Olenivka, sebuah desa di sepanjang Laut Hitam di Crimea, yang menunjukkan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan rudal jarak jauh Storm Shadow yang disediakan oleh Inggris.
Mereka kemudian melakukan hal yang sama lagi, pada bulan berikutnya, dengan melakukan serangan terhadap kota Yevpatoriya di Crimea.
Budanov mengatakan Ukraina mempunyai tujuan militer jangka pendek yang dicapai dengan menyibukkan—dan menghancurkan—kemampuan pertahanan udara Rusia. "Namun, dari sudut pandang politik, kami juga menunjukkan ketidakmampuan sistem pertahanan udara Rusia, yang membuatnya kurang menguntungkan di pasar senjata dunia," ujarnya.
Rusia tidak pernah mengonfirmasi kerugian yang diderita oleh sistem pertahanan rudal S-400-nya di Crimea.
S-400 secara umum dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara terbaik yang ada, bahkan menarik anggota NATO sebagai pelanggan—yakni Turki pada 2017 membayar sekitar USD2,5 miliar untuk mendapatkan sistem S-400 meski ditentang Amerika Serikat.
India mengikuti jejak Turki setahun kemudian, setuju untuk membayar sekitar USD5,5 miliar untuk lima sistem S-400, yang masing-masing terdiri dari kendaraan yang dilengkapi dengan rudal, dipasangkan dengan radar mandiri, yang dapat menargetkan ancaman di ketinggian.
Budanov menambahkan serangan drone di Moskow juga menunjukkan S-400 bahkan tidak dapat menjaga keamanan ibu kota Rusia.
“Ketika seluruh dunia melihat bahwa beberapa drone menyerang Moskow, tidak ada lagi yang ingin membeli sistem pertahanan udara Rusia,” katanya. "Dan itu sangat menyakitkan bagi mereka."
(mas)