'Pemerkosaan 3 Wanita', Candaan Duterte saat Darurat Militer

Sabtu, 27 Mei 2017 - 14:25 WIB
Pemerkosaan 3 Wanita, Candaan Duterte saat Darurat Militer
'Pemerkosaan 3 Wanita', Candaan Duterte saat Darurat Militer
A A A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumbar candaan tak pantas kepada para tentara yang menjalankan misi darurat militer di Mindanao. Pemimpin Filipina ini berkelakar bahwa dia dukung penuh pasukannya termasuk jika ada yang memperkosa tiga wanita sekali pun.

Ujaran “kotor” Duterte ini muncul dalam pidatonya di sebuah pangkalan militer di Kota Iligan, Filipina, pada hari Jumat petang. Pidato itu bertujuan untuk membangunkan semangat tentara yang bertugas memerangi kelompok Maute, sayap ISIS di Filipina selatan.

”Untuk keadaan darurat dan konsekuensi darurat militer ini, saya dan saya sendiri akan bertanggung jawab, kerjakan saja, saya akan menangani sisanya,” ucap Duterte.

”Saya akan dipenjara untuk Anda. Jika Anda memperkosa tiga (wanita), saya akan mengakui bahwa saya melakukannya,” lanjut candaan Duterte, seperti dikutip AFP, Sabtu (27/5/2017).

Duterte memberlakukan darurat militer sejak hari Selasa di wilayah selatan Mindanao sebagai respons terhadap serbuan kelompok Maute di Kota Marawi. Militer Filipina sebelumnya menyatakan, militan asing termasuk yang berasal dari Indonesia dan Malaysia dalam kelompok itu ikut terbunuh saat bertempur dengan tentara Filipina.

Duterte mengatakan bahwa kelompok militan itu berencana untuk membentuk sebuah kekhalifahan untuk ISIS di seluruh Mindanao, wilayah yang menampung 20 juta orang. Darurat militer, kata dia, adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan pemberontakan tersebut.

Candaan tak pantas Duterte soal pemerkosaan bukan sekali ini dia umbar. Saat kampanye pemilihan presiden April tahun lalu dia melakukan hal serupa.

Pada kampanye saat itu, Duterte bercanda bahwa dia ingin memperkosa seorang misionaris Australia yang telah terjebak dalam kerusuhan di penjara Filipina tahun 1989. Wanita Australia itu dibunuh para narapidana.

”Ada orang awam Australia. Ketika mereka membawanya keluar, saya melihat wajahnya dan saya berpikir, 'Anak pelacur itu kasihan, mereka memperkosanya, mereka semua berbaris, saya marah karena dia diperkosa tapi dia begitu cantik, saya pikir, walikota seharusnya lebih dulu',” kata Duterte saat kampanye kala itu.

Candaan itu diprotes Duta Besar Australia dan Amerika di Manila. Namun, Duterte tak terima dengan protes tersebut dan mengklaim bahwa apa yang dia sampaikan dalam pidato di kampanye saat itu di luar konteks yang sebenarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3583 seconds (0.1#10.140)