Unggul Hitung Cepat, Rouhani Diyakini Menangkan Pilpres Iran

Sabtu, 20 Mei 2017 - 11:42 WIB
Unggul Hitung Cepat, Rouhani Diyakini Menangkan Pilpres Iran
Unggul Hitung Cepat, Rouhani Diyakini Menangkan Pilpres Iran
A A A
TEHERAN - Seorang sumber resmi Iran mengatakan Presiden Hassan Rouhani mengantongi keunggulan mutlak dalam pemilihan presiden Iran. Hal itu merujuk pada penghitungan tidak resmi. Rouhani siap mengalahkan saingan terberatnya Ebraham Raisi.

"Sudah berakhir, Rouhani adalah pemenangnya," kata sumber tersebut tanpa menyebut nama seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (20/5/2017).

Sumber itu mengatakan Rouhani telah memenangkan 21,6 juta suara, dibandingkan dengan 14 juta untuk Raisi, dari 37 juta suara telah dihitung. "Ada sekitar empat juta suara lagi yang masih harus dihitung," kata sumber tersebut.

Kementerian Dalam Negeri Iran mengatakan lebih dari 40 juta suara telah diberikan. Jumlah ini mengindikasikan jumlah pemilih sekitar 70 persen, kira-kira sama dengan pemilihan pada 2013 lalu ketika Rouhani terpilih menjadi presiden dengan kemenangan telak.

Televisi pemerintah mengatakan hasil resmi awal akan segera diumumkan.

Akun Instagram dari sekutu Rouhani, mantan presiden Mohammad Khatami, menunjukkan gambar Rouhani membuat sebuah tanda kemenangan dan menjalankan slogan "Berharap mengakhiri isolasi". Sementara Kepala staf Rouhani Hamid Aboutalebi men-tweeted bahwa Rouhani telah memenangkan 60 persen suara. Tapi dia tidak mengutip bukti yang memperkuat pernyataannya.

Dalam pemilihan terakhir, Rouhani memenangkan suara tiga kali lebih banyak suara dari penantang terdekatnya. Tapi kali ini hasilnya mungkin akan lebih ketat, karena saingan konservatif lainnya telah mundur dan memberikan dukungan mereka di belakang Raisi.

Garda Revolusi Iran dan kelompok garis keras lainnya berharap bahwa kemenangan bagi Raisi. Kemenangan akan memberi mereka kesempatan untuk melindungi kekuatan ekonomi dan politik yang mereka lihat terancam oleh pencabutan sanksi dan pembukaan negara terhadap investasi asing.

Rouhani telah mendesak Garda Revolusi untuk tidak ikut campur dalam pemungutan suara, sebuah peringatan yang mencerminkan ketegangan politik. Kecurigaan bahwa Garda Revolusi dan milisi Basij di bawah kendali mereka memalsukan hasil pemungutan suara yang mendukung pemimpin garis keras Mahmoud Ahmadinejad yang menyebabkan demonstrasi nasional selama delapan bulan di tahun 2009, yang dengan keras ditekan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3836 seconds (0.1#10.140)