Mengapa Kim Jong-un Inginkan Rudal Hipersonik Kinzhal dari Rusia?
loading...
A
A
A
Rudal ini juga dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hipersonik Mach 7 (8.600kph), mencapai ketinggian 50km. Rudal ini membawa hulu ledak seberat 800kg yang akurat dalam jarak lima meter dan memiliki jangkauan 500 km.
“Iskander akan sangat berguna bagi Korea Utara karena dapat bergerak di jalan raya, berpotensi dapat bergerak dengan kereta api, dan sulit untuk dicegat sehingga memberikan target yang lebih kompleks bagi pertahanan udara Patriot karena dapat melakukan tindakan balasan,” jelas Kaushal.
Foto: Missile Threat - CSIS
Sedangan menurut Cranny-Evans, meskipun bukan senjata Armageddon, rudal Iskander sangat mumpuni.
“Dengan sikap nuklir Korea Utara, hal ini bisa sangat berguna. Iskander itu rumit dan benar-benar mampu, mungkin lebih dari yang diperkirakan orang,” ujarnya.
Kausal juga menyatakan bahwa keuntungan terbesar bagi Korut adalah Rusia meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan motor roket berbahan bakar padat dan teknologi yang akan membantu mereka meningkatkan rudal balistik jarak jauhnya.
Namun, para ahli militer berpendapat bahwa diperlukan pelatihan yang cukup untuk mewujudkan transfer tersebut, yang juga merupakan pelanggaran berat terhadap sanksi PBB terhadap Korut.
“Iskander akan sangat berguna bagi Korea Utara karena dapat bergerak di jalan raya, berpotensi dapat bergerak dengan kereta api, dan sulit untuk dicegat sehingga memberikan target yang lebih kompleks bagi pertahanan udara Patriot karena dapat melakukan tindakan balasan,” jelas Kaushal.
Foto: Missile Threat - CSIS
Sedangan menurut Cranny-Evans, meskipun bukan senjata Armageddon, rudal Iskander sangat mumpuni.
“Dengan sikap nuklir Korea Utara, hal ini bisa sangat berguna. Iskander itu rumit dan benar-benar mampu, mungkin lebih dari yang diperkirakan orang,” ujarnya.
Kausal juga menyatakan bahwa keuntungan terbesar bagi Korut adalah Rusia meningkatkan kemampuan mereka dalam menggunakan motor roket berbahan bakar padat dan teknologi yang akan membantu mereka meningkatkan rudal balistik jarak jauhnya.
Namun, para ahli militer berpendapat bahwa diperlukan pelatihan yang cukup untuk mewujudkan transfer tersebut, yang juga merupakan pelanggaran berat terhadap sanksi PBB terhadap Korut.
(ian)