Iran dan Amerika Serikat Bertukar Tahanan, 5 Orang Menuju Paman Sam

Selasa, 19 September 2023 - 13:17 WIB
loading...
Iran dan Amerika Serikat...
Siamak Namazi, Morad Tahbaz dan Emad Shargi, yang dibebaskan selama kesepakatan pertukaran tahanan antara AS dan Iran, tiba di Bandara Internasional Doha, Qatar, pada 18 September 2023. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Pihak berwenang di Iran telah membebaskan lima tahanan warga Amerika Serikat (AS) yang sekarang dalam perjalanan ke Amerika melalui Qatar.

Perkembangan itu diungkap para pejabat Amerika kepada beberapa media pada Senin (18/9/2023).

AS pada gilirannya membebaskan lima warga Iran yang dipenjara dan melepaskan aset Iran yang dibekukan senilai USD6 miliar.

Pertukaran tahanan ini merupakan hasil perundingan selama berbulan-bulan antara Washington dan Teheran, dengan perjanjian akhir yang dipermanis dengan perintah AS kepada bank-bank di Qatar dan Korea Selatan (Korsel) untuk mencairkan pendapatan minyak Iran sebesar USD6 miliar.

Para pejabat AS mengatakan kepada New York Times bahwa lima orang Amerika lepas landas dengan pesawat dari Teheran pada Senin pagi.

Setelah tiba di Doha, mereka akan diserahkan kepada otoritas AS dan diterbangkan kembali ke Washington.

Kelima orang Amerika tersebut termasuk Siamak Namazi, Emad Shargi dan Morad Tahbaz, yang telah dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara atas tuduhan spionase.

“Dua tahanan lainnya tidak mau disebutkan namanya,” ungkap para pejabat AS.



Namazi, pengusaha berusia 51 tahun, ditangkap pada 2015 dan dikecualikan dari pertukaran tahanan di era pemerintahan Presiden Barack Obama dan Donald Trump. Shargi dan Tahbaz keduanya ditangkap pada 2018.

Outlet Nournews Iran mengonfirmasi pembebasan lima warga Iran yang ditahan di AS secara bersamaan.

Dua orang dari mereka tiba di Qatar pada Senin dan akan melanjutkan perjalanan ke Iran, sementara tiga orang lainnya memilih tetap di AS.

Gubernur Bank Sentral Iran Mohammadreza Farzin juga mengkonfirmasi dana beku senilai USD6 miliar telah masuk ke bank-bank Iran.

Kesepakatan tersebut menimbulkan kontroversi di AS, dengan Partai Republik mengklaim penyerahan dana tersebut akan mendorong Teheran merekrut lebih banyak warga Amerika untuk kesepakatan di masa depan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membela kesepakatan tersebut dengan meyakinkan dana sebesar USD6 miliar akan diberlakukan untuk memastikan bahwa dana tersebut hanya dapat digunakan untuk pasokan kemanusiaan seperti makanan dan obat-obatan.

Namun, Presiden Iran Ebrahim Raisi pekan lalu menyatakan Teheran akan membelanjakan uang tersebut sesuai keinginannya.

Pada Senin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengumumkan, “Pemerintah Iran harus memiliki akses penuh terhadapnya, untuk menggunakannya sesuai dengan kebutuhannya.”

Puluhan miliar dolar yang terutang kepada Iran untuk minyak dan ekspor lainnya dibekukan di rekening bank di seluruh dunia di bawah sanksi AS, setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari Kesepakatan Nuklir Iran pada 2018.

Kesepakatan tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Komprehensif Bersama Aksi (JCPOA), ditandatangani pada 2015 dan menawarkan keringanan sanksi terbatas kepada Iran sebagai imbalan atas penghentian program pengayaan nuklirnya.

Presiden AS Joe Biden telah berjanji menghidupkan kembali perjanjian tersebut, namun sejauh ini gagal melakukannya.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)