Rumah Zelensky yang Disita di Crimea Bisa Jadi Museum Anti-Nazi
loading...
A
A
A
CRIMEA - Bekas rumah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Crimea dapat diubah menjadi museum yang didedikasikan untuk perang melawan Nazisme.
Proposal itu diajukan oleh Ketua Parlemen Crimea Vladimir Konstantinov.
Berbicara di saluran TV Rossiya 24, politisi tersebut mengklaim, “Langkah tersebut akan menjadi cara yang baik untuk menyuntikkan vaksinasi terhadap Nazisme selama berabad-abad yang akan datang dan menjadi peringatan mengenai apa yang dapat terjadi pada para perencana yang mendorongnya terlalu jauh.”
Konstantinov menjelaskan, “Kecil kemungkinan properti tersebut akan dibeli oleh keluarga biasa karena tidak ada orang normal yang dapat tinggal di sana karena hal ini sama saja dengan membeli apartemen Hitler.”
Namun dia mengakui properti tersebut, meskipun memiliki hubungan dengan pemimpin Ukraina dan heboh di sekitarnya, sebenarnya bukan aset yang patut diperhatikan bagi Zelensky.
“Aset ini mungkin lebih bersifat simbolis baginya daripada benar-benar berharga,” ujar Konstantinov, seraya mencatat, meskipun aset tersebut tampak penting bagi kebanyakan orang, seorang miliarder tidak akan menganggap properti itu sebagai sesuatu yang istimewa.
Proposal tersebut muncul setelah pemimpin parlemen Crimea mengumumkan sekitar 100 properti yang dinasionalisasi yang sebelumnya dimiliki oligarki, pengusaha, dan politisi Ukraina yang memiliki hubungan langsung dengan pemerintah Kiev atau yang “tidak bersahabat dengan Rusia” akan dilelang dalam waktu dekat.
Awal tahun ini, Konstantinov mengumumkan lebih dari 700 properti serupa telah dinasionalisasi oleh otoritas regional.
Konstantinov juga mencatat dalam postingan Telegram pada Sabtu bahwa delapan dari perkebunan tersebut telah dijual senilai lebih dari 800 juta rubel (USD8,3 juta).
Dia menyatakan komisi kontra-terorisme Crimea akan terus mengungkap aset milik oligarki Ukraina.
“Kami tidak akan membiarkan orang-orang yang mensponsori pembunuhan rakyat Rusia dan mendukung rezim teroris Kiev untuk menghasilkan uang dari penduduk kami. Dan kemudian kami akan mentransfer properti tersebut kepada pemilik baru yang layak,” tulis Konstantinov.
Crimea memisahkan diri dari Ukraina setelah kudeta Maidan yang didukung Barat di Kiev pada tahun 2014.
Semenanjung tersebut mengadakan referendum publik di mana mayoritas penduduk memilih menjadi bagian dari Rusia.
Kiev dan para pendukungnya di Barat terus menyangkal keabsahan referendum tersebut dan bersikeras semenanjung itu tetap menjadi bagian dari Ukraina.
Proposal itu diajukan oleh Ketua Parlemen Crimea Vladimir Konstantinov.
Berbicara di saluran TV Rossiya 24, politisi tersebut mengklaim, “Langkah tersebut akan menjadi cara yang baik untuk menyuntikkan vaksinasi terhadap Nazisme selama berabad-abad yang akan datang dan menjadi peringatan mengenai apa yang dapat terjadi pada para perencana yang mendorongnya terlalu jauh.”
Konstantinov menjelaskan, “Kecil kemungkinan properti tersebut akan dibeli oleh keluarga biasa karena tidak ada orang normal yang dapat tinggal di sana karena hal ini sama saja dengan membeli apartemen Hitler.”
Namun dia mengakui properti tersebut, meskipun memiliki hubungan dengan pemimpin Ukraina dan heboh di sekitarnya, sebenarnya bukan aset yang patut diperhatikan bagi Zelensky.
“Aset ini mungkin lebih bersifat simbolis baginya daripada benar-benar berharga,” ujar Konstantinov, seraya mencatat, meskipun aset tersebut tampak penting bagi kebanyakan orang, seorang miliarder tidak akan menganggap properti itu sebagai sesuatu yang istimewa.
Proposal tersebut muncul setelah pemimpin parlemen Crimea mengumumkan sekitar 100 properti yang dinasionalisasi yang sebelumnya dimiliki oligarki, pengusaha, dan politisi Ukraina yang memiliki hubungan langsung dengan pemerintah Kiev atau yang “tidak bersahabat dengan Rusia” akan dilelang dalam waktu dekat.
Awal tahun ini, Konstantinov mengumumkan lebih dari 700 properti serupa telah dinasionalisasi oleh otoritas regional.
Konstantinov juga mencatat dalam postingan Telegram pada Sabtu bahwa delapan dari perkebunan tersebut telah dijual senilai lebih dari 800 juta rubel (USD8,3 juta).
Dia menyatakan komisi kontra-terorisme Crimea akan terus mengungkap aset milik oligarki Ukraina.
“Kami tidak akan membiarkan orang-orang yang mensponsori pembunuhan rakyat Rusia dan mendukung rezim teroris Kiev untuk menghasilkan uang dari penduduk kami. Dan kemudian kami akan mentransfer properti tersebut kepada pemilik baru yang layak,” tulis Konstantinov.
Crimea memisahkan diri dari Ukraina setelah kudeta Maidan yang didukung Barat di Kiev pada tahun 2014.
Semenanjung tersebut mengadakan referendum publik di mana mayoritas penduduk memilih menjadi bagian dari Rusia.
Kiev dan para pendukungnya di Barat terus menyangkal keabsahan referendum tersebut dan bersikeras semenanjung itu tetap menjadi bagian dari Ukraina.
(sya)