Presiden Kolombia: Kokain Komoditas Ekspor Utama Kami
loading...
A
A
A
BOGOTA - Presiden Gustavo Petro mengakui kokain dan minyak selalu bersaing untuk mendapatkan posisi ekspor utama Kolombia. Pernyataan Petro pada Jumat (15/9/2023) itu memicu kontroversi.
Penentang Petro menuduhnya menciptakan “negara narkotika,” sementara presiden bersikeras kekuatan pasar bertanggung jawab atas lonjakan produksi kokain baru-baru ini.
“Kokain telah beberapa kali menjadi produk ekspor pertama Kolombia, dan jika tidak, yang kedua,” tulis Petro di X.
Dia menjelaskan, “Semuanya tergantung pada harga internasional dari kedua produk tersebut, jika harga minyak turun, kokain adalah ekspor terbesar, jika harga minyak internasional naik, maka minyak (yang pertama) dan kokain yang kedua.”
Di bawah kepemimpinan Petro, Kolombia sebagian besar telah meninggalkan kebijakan pembakaran perkebunan koka, dan lebih fokus pada penangkapan para pemimpin senior geng narkoba.
Sementara itu, Petro telah mengizinkan petani kecil koka untuk mempertahankan hasil panen mereka, dan melakukan perjanjian gencatan senjata dengan beberapa milisi bersenjata terbesar di negara tersebut.
Para milisi bersenjata itu banyak di antaranya membiayai operasi gerilya mereka dengan keuntungan kokain.
Di tengah pelonggaran kebijakan narkoba ini, budidaya kokain mencapai rekor tertinggi di Kolombia tahun lalu, menurut laporan PBB.
“Dengan potensi produksi narkoba yang meningkat sebesar 24% pada 2021, kokain akan mengambil alih posisi minyak sebagai ekspor paling menguntungkan Kolombia sebelum akhir tahun ini,” ungkap laporan Bloomberg pada Kamis.
Penentang Petro menuduhnya menciptakan “negara narkotika,” sementara presiden bersikeras kekuatan pasar bertanggung jawab atas lonjakan produksi kokain baru-baru ini.
“Kokain telah beberapa kali menjadi produk ekspor pertama Kolombia, dan jika tidak, yang kedua,” tulis Petro di X.
Dia menjelaskan, “Semuanya tergantung pada harga internasional dari kedua produk tersebut, jika harga minyak turun, kokain adalah ekspor terbesar, jika harga minyak internasional naik, maka minyak (yang pertama) dan kokain yang kedua.”
Di bawah kepemimpinan Petro, Kolombia sebagian besar telah meninggalkan kebijakan pembakaran perkebunan koka, dan lebih fokus pada penangkapan para pemimpin senior geng narkoba.
Sementara itu, Petro telah mengizinkan petani kecil koka untuk mempertahankan hasil panen mereka, dan melakukan perjanjian gencatan senjata dengan beberapa milisi bersenjata terbesar di negara tersebut.
Para milisi bersenjata itu banyak di antaranya membiayai operasi gerilya mereka dengan keuntungan kokain.
Di tengah pelonggaran kebijakan narkoba ini, budidaya kokain mencapai rekor tertinggi di Kolombia tahun lalu, menurut laporan PBB.
“Dengan potensi produksi narkoba yang meningkat sebesar 24% pada 2021, kokain akan mengambil alih posisi minyak sebagai ekspor paling menguntungkan Kolombia sebelum akhir tahun ini,” ungkap laporan Bloomberg pada Kamis.