5 Fakta Desa Tenzirt yang Terhapus dari Peta Akibat Gempa Bumi di Maroko
loading...
A
A
A
“Tenzirt tadi. Hal seperti itu sudah tidak ada lagi,” keluh seorang penduduk desa bernama Mohammed, dilansir Al Jazeera.
Mohammed mengatakan kepada Al Jazeera Arab bahwa desa tersebut memiliki sekitar 600 orang yang tinggal di 110 rumah, sebagian besar dibangun dari lumpur dan batu.
Sejauh ini, 22 warga telah meninggal dunia akibat gempa tersebut, sementara sekitar 24 orang menderita patah tulang dan luka serius, yang diperburuk dengan terlambatnya membawa mereka ke rumah sakit di Marrakesh setelah mereka ditarik dari reruntuhan oleh penduduk desa dengan menggunakan apa pun yang bisa mereka temukan untuk menggali.
Foto/Reuters
Sebagian besar rumah-rumah tersebut kini menjadi reruntuhan setelah gempa dahsyat.
Tumpukan puing menandai sebuah rumah keluarga di mana hanya seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang selamat, sekarang sendirian setelah gempa, tumpukan lainnya menandai dua orang meninggal, masing-masing menumpuk cerita.
Ada lemari es yang berlumuran lumpur, sebuah koper yang pernah menjadi tempat impian pemiliknya untuk bepergian, dan sebuah mobil rusak milik seorang pria yang hanya ada di sana karena sedang mengantar temannya ke desa.
Foto/Reuters
Para penyintas tidur di alam terbuka, suhu malam hari turun drastis di dataran tinggi meskipun saat itu masih musim panas.
“Tadi malam, kami hampir mati kedinginan. Kami memberikan selimut yang dapat kami selamatkan dari reruntuhan kepada perempuan dan anak-anak, sementara laki-laki berjuang tanpa selimut hingga pagi hari,” kata seorang warga desa bernama Abd al-Rahman.
Mohammed mengatakan kepada Al Jazeera Arab bahwa desa tersebut memiliki sekitar 600 orang yang tinggal di 110 rumah, sebagian besar dibangun dari lumpur dan batu.
Sejauh ini, 22 warga telah meninggal dunia akibat gempa tersebut, sementara sekitar 24 orang menderita patah tulang dan luka serius, yang diperburuk dengan terlambatnya membawa mereka ke rumah sakit di Marrakesh setelah mereka ditarik dari reruntuhan oleh penduduk desa dengan menggunakan apa pun yang bisa mereka temukan untuk menggali.
4. Sebagian Besar Rumah Terbuat dari Lumpur dan Kini Sudah Runtuh
Foto/Reuters
Sebagian besar rumah-rumah tersebut kini menjadi reruntuhan setelah gempa dahsyat.
Tumpukan puing menandai sebuah rumah keluarga di mana hanya seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang selamat, sekarang sendirian setelah gempa, tumpukan lainnya menandai dua orang meninggal, masing-masing menumpuk cerita.
Ada lemari es yang berlumuran lumpur, sebuah koper yang pernah menjadi tempat impian pemiliknya untuk bepergian, dan sebuah mobil rusak milik seorang pria yang hanya ada di sana karena sedang mengantar temannya ke desa.
5. Korban Selamat Hampir Mati Kedinginan
Foto/Reuters
Para penyintas tidur di alam terbuka, suhu malam hari turun drastis di dataran tinggi meskipun saat itu masih musim panas.
“Tadi malam, kami hampir mati kedinginan. Kami memberikan selimut yang dapat kami selamatkan dari reruntuhan kepada perempuan dan anak-anak, sementara laki-laki berjuang tanpa selimut hingga pagi hari,” kata seorang warga desa bernama Abd al-Rahman.
(ahm)