Presiden Mesir Kunjungi Raja Salman setelah 2 Negara Bersitegang

Senin, 24 April 2017 - 11:42 WIB
Presiden Mesir Kunjungi Raja Salman setelah 2 Negara Bersitegang
Presiden Mesir Kunjungi Raja Salman setelah 2 Negara Bersitegang
A A A
RIYADH - Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi disambut Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dalam kunjungannya ke Riyadh, Arab Saudi, pada hari Minggu. Kunjungan Sisi berlangsung setelah Mesir dan Saudi bersitegang selama berbulan-bulan.

Raja Salman—yang dikelilingi para pejabat penting Saudi—menyambut Sisi saat turun dari pesawat di Ibu Kota Riyadh. Presiden Mesir itu juga dijamu sang Raja Saudi.

Kantor Kepresidenan Mesir mengumumkan, kunjungan tersebut atas sebuah undangan dari Raja Salman, “Untuk memperkuat hubungan strategis antara kedua negara,” bunyi pernyataan kantor tersebut.

Salman dan Sisi membahas isu regional dan internasional yang menjadi kepentingan kedua negara. ”Perjuangan melawan terorisme yang mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan dan di luar (kawasan) menjadi agenda utama mereka,” lanjut pernyataan kantor Kepresidenan Mesir, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (24/4/2017).

Sisi sebelumnya bertemu Salman di sela-sela KTT Liga Arab di Yordania pada bulan lalu untuk memecahkan masalah setelah berbulan-bulan kedua negara terlibat ketegangan.

Pertemuan yang berlangsung pada 29 Maret lalu itu terjadi beberapa hari setelah Mesir mengumumkan bahwa perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco telah kembali mengirimkan produk minyak bumi ke Mesir. Sebelumnya, perusahaan minyak Saudi tersebut menghentikan pasokan minyak secara tiba-tiba mulai bulan Oktober tahun lalu.

Aramco menghentikan pengiriman 700.000 ton produk minyak bumi tanpa penjelasan. Namun langkah tersebut dilakukan setelah Mesir memilih terlibat dalam pengajuan resolusi Dewan Keamanan PBB yang dirancang ulang di Suriah. Resolusi itu sangat ditentang oleh Arab Saudi.

”Ini adalah dua mantan raksasa di wilayah ini yang mencoba untuk mendapatkan kembali peran mereka, dan mereka mengerti bahwa dengan bekerja sama mereka dapat saling membantu,” kata Rami Khouri, seorang pakar kebijakan publik Issam Fares Institute di American University of Beirut kepada Al Jazeera.

Hubungan antara Kairo dan Riyadh juga sempat merenggang setelah kesepakatan untuk menyerahkan dua pulau di Laut Merah oleh Mesir kepada Arab Saudi diblokir oleh keputusan pengadilan Mesir. Padahal kesepekatan itu sudah diteken Sisi dan Salman pada tahun lalu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4422 seconds (0.1#10.140)