Ini Respons Elon Musk Dicap Pengkhianat karena Tolak Bantu Ukraina Serang Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Elon Musk, miliarder teknologi Amerika Serikat (AS), merespons kritik atas penolakannya untuk membantu serangan drone Ukraina terhadap pasukan Angkatan Laut Rusia di Crimea.
Dia dengan tegas mengatakan bahwa dirinya adalah warga negara AS dan tidak berkewajiban berperang untuk Kyiv.
“Saya adalah warga negara Amerika Serikat dan hanya memiliki paspor itu,” kata Musk pada hari Senin (11/9/2023) dalam sebuah posting-an di media sosial X.
"Apa pun yang terjadi, saya akan berjuang dan mati di Amerika.”
Dia menambahkan bahwa Kongres AS belum mendeklarasikan perang terhadap Rusia. "Jika ada yang berkhianat, merekalah yang menyebut saya seperti itu. Tolong beritahu mereka dengan jelas," paparnya.
Masalah ini bermula ketika Musk pada tahun lalu mematikan jaringan satelit Starlink miliknya yang biasa digunakan untuk memandu drone Angkatan Laut Ukraina dalam serangan terhadap Armada Laut Hitam Rusia di pantai Crimea.
Ketika berita tindakan Musk terungkap pekan lalu, media-media AS menyatakan bahwa dia telah berkhianat.
Ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak menuduh Musk melakukan kejahatan dan mendorong kejahatan.
CEO Tesla dan pendiri SpaceX itu telah memberi Ukraina penggunaan gratis lebih dari 20.000 terminal Starlink setelah Rusia melancarkan serangan militernya terhadap Kyiv pada Februari 2022. Tujuannya adalah untuk mencegah warga Ukraina kehilangan akses internet dan kemampuan komunikasi di tengah konflik.
Namun, Musk menyatakan keprihatinannya atas jaringannya yang digunakan untuk tujuan ofensif dan berpotensi berperan dalam memicu konflik yang lebih luas. Oleh karena itu, dia menolak permintaan Kyiv untuk memperluas cakupan Starlink di negara itu hingga ke Sevastopol.
“Jika saya menyetujui permintaan mereka, maka SpaceX akan secara eksplisit terlibat dalam tindakan besar perang dan eskalasi konflik," kata Musk.
Pembawa acara CNN, Jake Tapper, berargumen pada hari Minggu bahwa Musk telah “secara efektif menyabotase” sekutu Amerika, dan dia bertanya kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken apakah “miliarder yang berubah-ubah” itu harus menghadapi “dampak".
Blinken menolak untuk mengecam Musk dan menunjukkan bahwa Starlink telah menjadi alat penting bagi pertahanan Ukraina.
Dia dengan tegas mengatakan bahwa dirinya adalah warga negara AS dan tidak berkewajiban berperang untuk Kyiv.
“Saya adalah warga negara Amerika Serikat dan hanya memiliki paspor itu,” kata Musk pada hari Senin (11/9/2023) dalam sebuah posting-an di media sosial X.
"Apa pun yang terjadi, saya akan berjuang dan mati di Amerika.”
Dia menambahkan bahwa Kongres AS belum mendeklarasikan perang terhadap Rusia. "Jika ada yang berkhianat, merekalah yang menyebut saya seperti itu. Tolong beritahu mereka dengan jelas," paparnya.
Masalah ini bermula ketika Musk pada tahun lalu mematikan jaringan satelit Starlink miliknya yang biasa digunakan untuk memandu drone Angkatan Laut Ukraina dalam serangan terhadap Armada Laut Hitam Rusia di pantai Crimea.
Ketika berita tindakan Musk terungkap pekan lalu, media-media AS menyatakan bahwa dia telah berkhianat.
Ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak menuduh Musk melakukan kejahatan dan mendorong kejahatan.
CEO Tesla dan pendiri SpaceX itu telah memberi Ukraina penggunaan gratis lebih dari 20.000 terminal Starlink setelah Rusia melancarkan serangan militernya terhadap Kyiv pada Februari 2022. Tujuannya adalah untuk mencegah warga Ukraina kehilangan akses internet dan kemampuan komunikasi di tengah konflik.
Namun, Musk menyatakan keprihatinannya atas jaringannya yang digunakan untuk tujuan ofensif dan berpotensi berperan dalam memicu konflik yang lebih luas. Oleh karena itu, dia menolak permintaan Kyiv untuk memperluas cakupan Starlink di negara itu hingga ke Sevastopol.
“Jika saya menyetujui permintaan mereka, maka SpaceX akan secara eksplisit terlibat dalam tindakan besar perang dan eskalasi konflik," kata Musk.
Pembawa acara CNN, Jake Tapper, berargumen pada hari Minggu bahwa Musk telah “secara efektif menyabotase” sekutu Amerika, dan dia bertanya kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken apakah “miliarder yang berubah-ubah” itu harus menghadapi “dampak".
Blinken menolak untuk mengecam Musk dan menunjukkan bahwa Starlink telah menjadi alat penting bagi pertahanan Ukraina.
(mas)