Ahli Sebut AS Bohong Bisa Tangkis Serangan Nuklir Korut
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon Amerika Serikat (AS) dianggap berbohong dengan klaim akan mampu menangkis serangan nuklir Korea Utara (Korut) jika benar-benar diluncurkan rezim Kim Jong-un. Ahli independen menyatakan, kemampuan sistem pertahanan anti-rudal AS masih diragukan.
Pentagon telah menghamburkan dana hingga USD40 miliar untuk program pertahanan rudal guna menetralisir ancaman yang ditimbulkan oleh rudal Korut dan Iran. Namun, seberapa sukses program itu masih menjadi pertanyaan besar.
Sebuah laporan Government Accountability Office (GAO)—sebuah laporan pertanggungjawaban pemerintah—tahun 2016 terungkap bahwa sistem Pertahanan Midcourse Berbasis Darat dengan biaya multi-dolar hanya memiliki tingkat akurasi 50 persen untuk menembak jatuh rudal musuh.
Para pejabat pertahanan AS dengan mudah mengabaikan isu-isu tersebut. ”Para jenderal meyakinkan para pemimpin politik untuk percaya bahwa mereka memiliki kemampuan militer yang sebenarnya tidak mereka miliki,” kata David Wright, seorang ilmuwan di Union of Concerned Scientists’ Global Security Program, seperti dilansir Sptunik, Jumat (21/4/2017).
Korut sendiri belum pernah menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berpotensi terbang melintasi Pasifik. Kemampuan ICBM yang bisa membawa hulu ledak nuklir Korut tetap akan membuat AS penasaran, karena menjadi ancaman utama.
Ahli lainnya, Josh Pollack dari Middlebury Institute of International Studies, mencatat pernyataan berbahaya pemimpin Korut Kim Jong-un soal ancaman uji coba ICBM.
”(ICBM Korut) bisa diuji terbang hari ini dan bisa dijalankan atau dibutuhkan dalam waktu 12 sampai 24 bulan untuk melakukan koreksi,” kata Pollack mengutip pernyataan Kim.
Menurut laporan GAO, AS hanya memiliki “kemampuan parsial” untuk mempertahankan serangan rudal balistik sederhana dari Korut maupun Iran. Laporan itu tidak menyebut soal kemampuan AS untuk menangkis serangan nuklir musuh.
Pentagon telah menghamburkan dana hingga USD40 miliar untuk program pertahanan rudal guna menetralisir ancaman yang ditimbulkan oleh rudal Korut dan Iran. Namun, seberapa sukses program itu masih menjadi pertanyaan besar.
Sebuah laporan Government Accountability Office (GAO)—sebuah laporan pertanggungjawaban pemerintah—tahun 2016 terungkap bahwa sistem Pertahanan Midcourse Berbasis Darat dengan biaya multi-dolar hanya memiliki tingkat akurasi 50 persen untuk menembak jatuh rudal musuh.
Para pejabat pertahanan AS dengan mudah mengabaikan isu-isu tersebut. ”Para jenderal meyakinkan para pemimpin politik untuk percaya bahwa mereka memiliki kemampuan militer yang sebenarnya tidak mereka miliki,” kata David Wright, seorang ilmuwan di Union of Concerned Scientists’ Global Security Program, seperti dilansir Sptunik, Jumat (21/4/2017).
Korut sendiri belum pernah menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berpotensi terbang melintasi Pasifik. Kemampuan ICBM yang bisa membawa hulu ledak nuklir Korut tetap akan membuat AS penasaran, karena menjadi ancaman utama.
Ahli lainnya, Josh Pollack dari Middlebury Institute of International Studies, mencatat pernyataan berbahaya pemimpin Korut Kim Jong-un soal ancaman uji coba ICBM.
”(ICBM Korut) bisa diuji terbang hari ini dan bisa dijalankan atau dibutuhkan dalam waktu 12 sampai 24 bulan untuk melakukan koreksi,” kata Pollack mengutip pernyataan Kim.
Menurut laporan GAO, AS hanya memiliki “kemampuan parsial” untuk mempertahankan serangan rudal balistik sederhana dari Korut maupun Iran. Laporan itu tidak menyebut soal kemampuan AS untuk menangkis serangan nuklir musuh.
(mas)