Bom Bunuh Diri Hantam Bus Pengungsi di Suriah, 39 Tewas

Sabtu, 15 April 2017 - 22:59 WIB
Bom Bunuh Diri Hantam...
Bom Bunuh Diri Hantam Bus Pengungsi di Suriah, 39 Tewas
A A A
DAMASKUS - Sebuah bom mobil bunuh diri menewaskan sedikitnya 39 orang dalam serangan di dekat bus untuk mengevakuasi warga Suriah. Insiden terjadi saat evakuasi terhadap penduduk dari dua kota yang dikepung oleh pemerintah.

Menurut Observatorium Suriah untuk HAM (SOHR) serangan itu terjadi di kota Rasyidin, sebelah barat Aleppo. Target serangan adalah warga yang dievakuasi dari kota utara Fuaa dan Kafraya di bawah kesepakatan yang dicapai antara rezim Damaskus dan pejuang seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (15/4/2017).

Serangan terjadi saat ribuan pengungsi dari kota-kota yang dikepung pemerintah, Fuaa dan Kafraya, menunggu untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Aleppo yang dikendalikan oleh rezim Damaskus, provinsi pesisir Latakia, atau Damaskus.

Seorang wartawan AFP yang berada di kota Rasyidin yang dikuasai pejuang melihat beberapa mayat, potongan tubuh dan darah korban di tanah.

"Pembom bunuh diri mengemudi van yang seharusnya membawa pasokan bantuan dan meledak di dekat bus," kata SOHR. Kelompok ini memperingatkan jika korban tewas kemungkinan akan bertambah mengingat puluhan orang menderita luka-luka akibat ledakan tersebut.

Televisi pemerintah mengatakan bom mobil dilakukan oleh "kelompok teroris", istilah yang diberlakukan rezim Suriah untuk semua kelompok oposisi bersenjata. Tidak jelas apakah anggota pejuang berada di tempat transit di antara korban tewas.

Lebih dari 5.000 orang hidup di bawah pengepungan lebih dari dua tahun, bersama dengan 2.200 orang yang telah dievakuasi dari Madaya dan Zabadani. Kedua wilayah tersebut dikuasai oleh kelompok pejuang Suriah.

Mereka menuju daerah yang dikuasai rezim atau pemberontak melalui kota yang dikuasai pemerintah, Aleppo. Ribuan pengungsi dari Fuaa dan Kafraya terjebak di jalan di Rasyidin saat bom meledak.

Evakuasi dilakukan dalam dua tahap mengingat jumlah warga yang dievakuasi lebih dari 30 ribu. Evakuasi ini ditengahi oleh sekutu rezim Suriah, Iran, dan pendukung kelompok pejuang, Qatar.

Kesepakatan itu telah ditetapkan bahwa pada tahap pertama 8.000 orang, termasuk 2.000 pejuang loyalis, meninggalkan dua kota itu. "Namun pada kenyataannya hanya 5.000, termasuk 1.300 pejuang yang dievakuasi," kata SOHR.

Sumber pemberontak mengatakan para pengungsi yang tersisa terdampar seiring munculnya perbedaan terhadap jumlah pejuang yang dievakuasi. Namun, sumber tersebut menolak menguraikan bagaimana negosiasi berlangsung.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0929 seconds (0.1#10.140)