10 Fakta Unik Marrakesh, dari Pasar yang Selalu Ramai hingga Disebut sebagai Kota Kucing
loading...
A
A
A
Di seluruh kota, teh tersedia berlimpah bagi penduduk lokal dan pengunjung.
Kebanyakan penduduk setempat memelihara banyak kucing dan diperbolehkan berkeliaran dengan bebas. Mayoritas kucing tersesat dari rumah dan memutuskan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Orang Maroko adalah pecinta kucing, tetapi mereka tidak terlalu memperhatikan hewan peliharaannya. Oleh karena itu, kucing-kucing tersebut berkeliaran di Marrakesh tanpa pengawasan. Namun, ini merupakan bonus bagi wisatawan pecinta kucing.
Ada pemandangan sempurna untuk diabadikan bersama kucing sebagai bagian lanskap atau fokus perhatian utama.
Foto/Mapquest
Melansir mapquest, bahasa utama di Marrakesh, Maroko adalah bahasa Arab. Meskipun banyak orang memahami bahasa Arab, bahasa Prancis cukup populer. Hampir separuh populasi dapat berbicara keduanya dengan lancar.
Prancis menjajah Maroko hingga pertengahan tahun 1900an ketika mereka memperoleh kemerdekaan. Bertahun-tahun pemerintahan kolonial berarti bahwa bahasa Prancis, pada titik tertentu, adalah bahasa utama meskipun bahasa Arab juga digunakan.
Amazigh adalah bahasa umum lainnya di Maroko. Orang Berber berbicara dalam bahasa Amazigh, dan bahasa ini umum digunakan oleh penduduk setempat. Bahasanya mungkin tidak seumum dua bahasa lainnya, namun turis yang bisa berbicara bahasa tersebut mungkin akan mendapatkan pengalaman yang lebih berkesan.
Penduduk asli bersorak ketika pengunjung dapat berbicara dalam bahasa mereka. Selalu menghangatkan hati bagi mereka untuk berbicara dengan seseorang dari ras atau belahan dunia lain.
Mereka suka membuat berbagai jenis kerajinan dengan menggunakan berbagai macam bahan. Karpet dan permadani biasa digunakan sebagai tembikar dan tekstil. Saat membuat daftar tempat untuk dikunjungi, sertakan toko karpet & permadani ke dalam daftar.
4. Negeri Kucing!
Kucing, kucing, kucing! Mereka ada dimana-mana dan dimana saja di Marrakesh.Kebanyakan penduduk setempat memelihara banyak kucing dan diperbolehkan berkeliaran dengan bebas. Mayoritas kucing tersesat dari rumah dan memutuskan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Orang Maroko adalah pecinta kucing, tetapi mereka tidak terlalu memperhatikan hewan peliharaannya. Oleh karena itu, kucing-kucing tersebut berkeliaran di Marrakesh tanpa pengawasan. Namun, ini merupakan bonus bagi wisatawan pecinta kucing.
Ada pemandangan sempurna untuk diabadikan bersama kucing sebagai bagian lanskap atau fokus perhatian utama.
5. Kota Bilingual
Foto/Mapquest
Melansir mapquest, bahasa utama di Marrakesh, Maroko adalah bahasa Arab. Meskipun banyak orang memahami bahasa Arab, bahasa Prancis cukup populer. Hampir separuh populasi dapat berbicara keduanya dengan lancar.
Prancis menjajah Maroko hingga pertengahan tahun 1900an ketika mereka memperoleh kemerdekaan. Bertahun-tahun pemerintahan kolonial berarti bahwa bahasa Prancis, pada titik tertentu, adalah bahasa utama meskipun bahasa Arab juga digunakan.
Amazigh adalah bahasa umum lainnya di Maroko. Orang Berber berbicara dalam bahasa Amazigh, dan bahasa ini umum digunakan oleh penduduk setempat. Bahasanya mungkin tidak seumum dua bahasa lainnya, namun turis yang bisa berbicara bahasa tersebut mungkin akan mendapatkan pengalaman yang lebih berkesan.
Penduduk asli bersorak ketika pengunjung dapat berbicara dalam bahasa mereka. Selalu menghangatkan hati bagi mereka untuk berbicara dengan seseorang dari ras atau belahan dunia lain.
6. Toko Marrakesh dan Permadani
Kunjungan ke Marrakesh mengharuskan kunjungan ke toko permadani dan karpet agar lengkap. Permadani dan permadani adalah bagian dari budaya Maroko. Mereka menghargai seni.Mereka suka membuat berbagai jenis kerajinan dengan menggunakan berbagai macam bahan. Karpet dan permadani biasa digunakan sebagai tembikar dan tekstil. Saat membuat daftar tempat untuk dikunjungi, sertakan toko karpet & permadani ke dalam daftar.