G-7 Ancam Rusia: Setop Dukung Assad atau Dihajar Sanksi
A
A
A
LONDON - Inggris dan negara-negara lain yang tergabung dalam kelompok G-7 mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia jika terus mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Inggris dan negara-negara Barat lainnya menuduh rezim Suriah sebagai pelaku serangan senjata kimia yang renggut puluhan orang di Khan Sheikhoun, Idlib.
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson telah bekerja bersama mitra-mitranya di G-7 untuk menyusun proposal yang menuntut penarikan pasukan Rusia dari Suriah. Proposal itu juga menekan Moskow untuk mengakhiri dukungannya kepada Assad.
Jika Rusia bersedia memenuhi tuntutan G-7, sebagai imbalannya, Moskow bisa bergabung kembali dengan kelompok negara-negara industri di dunia itu yang sebelumnya bernama G-8.
Rusia didepak dari G-8 setelah menganeksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014. Ancaman kelompok G-7 terhadap Moskow itu dilaporkan surat kabar Times.
Tekanan terhadap Moskow mulai dirancang dalam pertemuan negara-negara industri tersebut yang berlangsung di Italia pada Senin (10/4/2017). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson ikut bergabung dalam kelompok yang mengancam Rusia.
“Sudah terlihat minggu ini bahwa (Menlu) Tillerson dan (Presiden Donald) Trump telah mengatakan tidak ada masa depan bagi Assad, satu helai apa yang bisa keluar dari G7 adalah bahwa kita mengatakan Assad harus lengser,” kata seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Inggris seperti dikutip Telegraph.
Tillerson yang hendak berkunjung ke Moskow sempat menyatakan sikapnya atas posisi Rusia yang selalu pasang badan untuk rezim Assad.
”Saya berharap Rusia berpikir hati-hati tentang melanjutkan aliansi dengan Bashar al-Assad karena setiap kali salah satu dari serangan-serangan mengerikan (Assad) akan menyeret Rusia lebih dekat untuk bertanggung jawab,” katanya kepada ABC, semalam.
Inggris dan negara-negara Barat lainnya menuduh rezim Suriah sebagai pelaku serangan senjata kimia yang renggut puluhan orang di Khan Sheikhoun, Idlib.
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson telah bekerja bersama mitra-mitranya di G-7 untuk menyusun proposal yang menuntut penarikan pasukan Rusia dari Suriah. Proposal itu juga menekan Moskow untuk mengakhiri dukungannya kepada Assad.
Jika Rusia bersedia memenuhi tuntutan G-7, sebagai imbalannya, Moskow bisa bergabung kembali dengan kelompok negara-negara industri di dunia itu yang sebelumnya bernama G-8.
Rusia didepak dari G-8 setelah menganeksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014. Ancaman kelompok G-7 terhadap Moskow itu dilaporkan surat kabar Times.
Tekanan terhadap Moskow mulai dirancang dalam pertemuan negara-negara industri tersebut yang berlangsung di Italia pada Senin (10/4/2017). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson ikut bergabung dalam kelompok yang mengancam Rusia.
“Sudah terlihat minggu ini bahwa (Menlu) Tillerson dan (Presiden Donald) Trump telah mengatakan tidak ada masa depan bagi Assad, satu helai apa yang bisa keluar dari G7 adalah bahwa kita mengatakan Assad harus lengser,” kata seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Inggris seperti dikutip Telegraph.
Tillerson yang hendak berkunjung ke Moskow sempat menyatakan sikapnya atas posisi Rusia yang selalu pasang badan untuk rezim Assad.
”Saya berharap Rusia berpikir hati-hati tentang melanjutkan aliansi dengan Bashar al-Assad karena setiap kali salah satu dari serangan-serangan mengerikan (Assad) akan menyeret Rusia lebih dekat untuk bertanggung jawab,” katanya kepada ABC, semalam.
(mas)