Tetangga Indonesia Buka Kedutaan di Yerusalem, Agama Salah Satu Faktor Utamanya

Minggu, 03 September 2023 - 14:52 WIB
loading...
Tetangga Indonesia Buka...
Papua Nugini, negara tetangga Indonesia, akan membuka kedutaan di Yerusalem. Papua Nugini ingin jadi negara Kristen kulit hitam terkaya, namun butuh teknologi Israel. Foto/REUTERS
A A A
PORT MORESBY - Papua Nugini (PNG) akan mengikuti beberapa negara yang telah membuka kedutaan besar (Kedubes) di Yerusalem, sebuah keputusan yang telah lama diupayakan oleh kelompok gereja pro-Israel.

Keputusan negara tetangga Indonesia ini muncul ketika Perdana Menteri James Marape berupaya meningkatkan investasi asing.

Marape, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (3/9/2023), telah berjanji kepada para pemilih untuk menjadikan PNG—sebuah negara yang kaya sumber daya namun sebagian besar belum berkembang di utara Australia—sebagai “negara Kristen kulit hitam terkaya”.

Dia sebelumnya mengatakan kepada Parlemen bahwa Israel penting karena teknologi pertaniannya; namun kelompok gereja telah lama melobi untuk membangun kedutaan di Yerusalem.



Marape mengumumkan bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Israel untuk menghadiri pembukaan kedutaan pada tanggal 5 September. Itu dia sampaikan pidatonya pada hari libur nasional untuk berdoa di PNG pada 26 Agustus, ketika dia juga mengatakan bahwa sebuah undang-undang akan diberlakukan untuk secara resmi mendeklarasikan PNG sebagai negara Kristen.

Para pejabat pemerintah dan gereja PNG mengatakan delegasi pendeta sedang melakukan perjalanan ke Israel untuk menghadiri pembukaan kedutaan.

“Kita harus menjalin hubungan dengan Israel. Inilah yang diimpikan orang-orang,” kata Pastor Peter Harut, delegasi PNG untuk Kedutaan Besar Kristen Internasional Yerusalem, sebuah kelompok Zionis Kristen, dalam sebuah wawancara telepon.

Mayoritas negara yang memiliki kehadiran diplomatik resmi di Israel mempunyai kedutaan besar di Tel Aviv, dan hanya Amerika Serikat, Kosovo, Guatemala, dan Honduras yang kedutaannya bermarkas di Yerusalem.

Mengutip akar alkitabiah Yahudi, Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tak terpisahkan. Status tersebut belum mendapat pengakuan luas di luar negeri, dan warga Palestina menginginkan bagian timur kota tersebut—yang direbut Israel dalam perang tahun 1967, dan merupakan lokasi tempat suci utama Yahudi, Kristen, dan Muslim—sebagai ibu kota negara yang mereka harapkan di masa depan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2799 seconds (0.1#10.140)