Pusat Pengungsi Ukraina Terbesar di Polandia Tiba-tiba Ditutup
loading...
A
A
A
WARSAWA - Pusat pengungsi terbesar bagi warga Ukraina di Polandia tiba-tiba ditutup pekan ini. Financial Times (FT) melaporkan hal itu pada Jumat (1/9/2023), mengutip keputusan otoritas regional.
Tindakan tersebut memicu relokasi mendadak ratusan orang, menurut surat kabar itu.
Fasilitas tersebut berlokasi di bekas tempat pameran di desa Nadarzyn, wilayah Mazovia, tepat di barat daya ibu kota Polandia, Warsawa.
Pada puncak arus pengungsi Ukraina ke Polandia, negara itu menampung sekitar 9.000 orang, menurut FT.
Pada musim semi tahun 2022, jumlah penghuninya turun menjadi sekitar 300 pengungsi, karena orang-orang direlokasi ke fasilitas lain.
Meskipun demikian, fasilitas tersebut tetap menjadi yang terbesar di Polandia dalam hal ruang akomodasi.
Pemerintah daerah mengklaim pusat pengungsi tersebut hanya bersifat sementara. “Fasilitas tersebut ditutup karena jumlah pengungsi dari Ukraina yang tiba di Mazovia dapat diabaikan,” ungkap juru bicara pemerintah daerah Dagmara Zalewska.
Badan amal setempat mengatakan kepada Financial Times bahwa penutupan tersebut mengejutkan mereka dan penghuni pusat pengungsi tersebut.
“Beberapa orang bahkan tidak sempat mengemas semua barangnya. Mereka memberi makanan dalam tas dan itu saja,” ungkap Alina Oniszczuk, pekerja bantuan di pusat pengungsi lain di Warsawa, mengatakan kepada FT.
Zalewska mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari “reorganisasi seluruh sistem bantuan pengungsi” di tingkat nasional.
Dia menambahkan, banyak warga Ukraina yang mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal di Polandia atau negara Uni Eropa lainnya, atau memutuskan kembali ke Ukraina.
Polandia telah menjadi salah satu tujuan utama warga Ukraina yang melarikan diri dari konflik antara Moskow dan Kiev.
Menurut data PBB, lebih dari 1,5 juta pengungsi Ukraina yang terdaftar masih berada di negara tersebut pada musim semi 2023.
Situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan otoritas Polandia, yang telah memperketat aturan bagi pengungsi Ukraina.
Pada bulan Maret, mereka diizinkan tinggal di akomodasi sementara secara gratis hanya selama 120 hari sejak mereka tiba di negara tersebut.
Setelah itu, mereka diharapkan menanggung 50% biaya hidup mereka, namun tidak lebih dari USD9 per hari. Pada bulan Mei, angka-angka ini dinaikkan menjadi masing-masing 75% dan USD13.
Pada Maret, media Polandia melaporkan para pejabat berencana memulihkan dana bantuan yang tidak dialokasikan secara tepat kepada pengungsi Ukraina yang berjumlah 2 juta zloty Polandia (USD450.000).
Rzeczpospolita melaporkan pada saat itu, bahwa jumlah sebenarnya bisa saja lebih tinggi.
Tindakan tersebut memicu relokasi mendadak ratusan orang, menurut surat kabar itu.
Fasilitas tersebut berlokasi di bekas tempat pameran di desa Nadarzyn, wilayah Mazovia, tepat di barat daya ibu kota Polandia, Warsawa.
Pada puncak arus pengungsi Ukraina ke Polandia, negara itu menampung sekitar 9.000 orang, menurut FT.
Pada musim semi tahun 2022, jumlah penghuninya turun menjadi sekitar 300 pengungsi, karena orang-orang direlokasi ke fasilitas lain.
Meskipun demikian, fasilitas tersebut tetap menjadi yang terbesar di Polandia dalam hal ruang akomodasi.
Pemerintah daerah mengklaim pusat pengungsi tersebut hanya bersifat sementara. “Fasilitas tersebut ditutup karena jumlah pengungsi dari Ukraina yang tiba di Mazovia dapat diabaikan,” ungkap juru bicara pemerintah daerah Dagmara Zalewska.
Badan amal setempat mengatakan kepada Financial Times bahwa penutupan tersebut mengejutkan mereka dan penghuni pusat pengungsi tersebut.
“Beberapa orang bahkan tidak sempat mengemas semua barangnya. Mereka memberi makanan dalam tas dan itu saja,” ungkap Alina Oniszczuk, pekerja bantuan di pusat pengungsi lain di Warsawa, mengatakan kepada FT.
Zalewska mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari “reorganisasi seluruh sistem bantuan pengungsi” di tingkat nasional.
Dia menambahkan, banyak warga Ukraina yang mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal di Polandia atau negara Uni Eropa lainnya, atau memutuskan kembali ke Ukraina.
Polandia telah menjadi salah satu tujuan utama warga Ukraina yang melarikan diri dari konflik antara Moskow dan Kiev.
Menurut data PBB, lebih dari 1,5 juta pengungsi Ukraina yang terdaftar masih berada di negara tersebut pada musim semi 2023.
Situasi ini memicu kekhawatiran di kalangan otoritas Polandia, yang telah memperketat aturan bagi pengungsi Ukraina.
Pada bulan Maret, mereka diizinkan tinggal di akomodasi sementara secara gratis hanya selama 120 hari sejak mereka tiba di negara tersebut.
Setelah itu, mereka diharapkan menanggung 50% biaya hidup mereka, namun tidak lebih dari USD9 per hari. Pada bulan Mei, angka-angka ini dinaikkan menjadi masing-masing 75% dan USD13.
Pada Maret, media Polandia melaporkan para pejabat berencana memulihkan dana bantuan yang tidak dialokasikan secara tepat kepada pengungsi Ukraina yang berjumlah 2 juta zloty Polandia (USD450.000).
Rzeczpospolita melaporkan pada saat itu, bahwa jumlah sebenarnya bisa saja lebih tinggi.
(sya)