10 Fakta Ronin Jepang, Nomor 5 Menolak Tradisi Bunuh Diri Samurai
loading...
A
A
A
Selama abad ke-19, gerakan ronin menjadi menarik bagi para samurai yang sedang berjuang. Kediktatoran Tokugawa selama 260 tahun hampir berakhir. Banyak yang ingin menyingkirkan Jepang dari orang-orang Barat dan mengembalikan keluarga kekaisaran sebagai penguasa sah negara tersebut.
Pada gilirannya, para samurai rela meninggalkan tuannya untuk menjadi ronin. Dipercaya bahwa para ronin ini mengilhami Restorasi Meiji, masa ketika Keshogunan Tokugawa (pemerintahan militer) dihancurkan. Peristiwa ini mengakhiri zaman Edo pada tahun 1867.
Dia tidak menyukai gaya saat ini yang dikenal sebagai haikai dan renga. Sebaliknya, Basho mulai membedah kesenian tersebut, menulis hokku dengan struktur 17 suku kata. Dia menyebutnya “Shofu” atau “Gaya Basho.”
Oleh karena itu, kelas prajurit harus beradaptasi bersama dengan masyarakat Jepang lainnya. Mereka mengalami transisi dari “pengikut feodal menjadi birokrat patrimonial,” seperti yang dikatakan para sejarawan.
Restorasi Meiji mengakibatkan banyak mantan samurai bergabung dengan militer atau menjadi guru, petani, atau pedagang. Restorasi Meiji memberikan peluang baru bagi ronin dan membantu mendefinisikan kembali tempat mereka dalam masyarakat Jepang.
Pada gilirannya, para samurai rela meninggalkan tuannya untuk menjadi ronin. Dipercaya bahwa para ronin ini mengilhami Restorasi Meiji, masa ketika Keshogunan Tokugawa (pemerintahan militer) dihancurkan. Peristiwa ini mengakhiri zaman Edo pada tahun 1867.
9. Seorang Ronin Menciptakan Haiku Zaman Modern
Selama zaman Edo, bentuk puisi independen baru muncul dari gaya renga. Gaya puisi yang disebut hokku ini dipopulerkan oleh seorang ronin bernama Matsuo Basho. Puisi-puisinya berbeda dengan puisi tradisional Jepang.Dia tidak menyukai gaya saat ini yang dikenal sebagai haikai dan renga. Sebaliknya, Basho mulai membedah kesenian tersebut, menulis hokku dengan struktur 17 suku kata. Dia menyebutnya “Shofu” atau “Gaya Basho.”
10. Ronin Berevolusi Seiring Waktu
Ketika Jepang beralih dari feodalisme, peran ronin dan samurai juga berubah. Pada masa Meiji, Jepang mengalami proses modernisasi yang besar. Hal ini menyebabkan penghapusan kelas samurai pada tahun 1876.Oleh karena itu, kelas prajurit harus beradaptasi bersama dengan masyarakat Jepang lainnya. Mereka mengalami transisi dari “pengikut feodal menjadi birokrat patrimonial,” seperti yang dikatakan para sejarawan.
Restorasi Meiji mengakibatkan banyak mantan samurai bergabung dengan militer atau menjadi guru, petani, atau pedagang. Restorasi Meiji memberikan peluang baru bagi ronin dan membantu mendefinisikan kembali tempat mereka dalam masyarakat Jepang.
(ahm)