Ukraina Takut Barat Mangkir dari Pengiriman Jet Tempur F-16
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berusaha keras menyelesaikan perjanjian pengiriman jet tempur F-16 ke negaranya sesegera mungkin.
Dia khawatir pergeseran politik di negara-negara Barat dapat merusak kampanye untuk mendukung Kiev dalam pertarungannya melawan Moskow. New York Times melaporkan hal itu pada Rabu (30/8/2023), mengutip beberapa sumber.
Menurut mantan pejabat Amerika Serikat (AS) dan Ukraina yang diwawancarai surat kabar tersebut, Kiev “merasakan jam politik yang terus berjalan” ketika negara tersebut terus meminta pesawat F-16 rancangan AS kepada mitranya.
“Zelensky rupanya ingin mendapatkan jet sebanyak mungkin sebelum pemilu di Uni Eropa (UE) dan AS dapat membawa perubahan hati pada pemerintah yang telah menjanjikan pesawat tersebut,” papar laporan itu.
Koalisi internasional untuk membantu Kiev mendapatkan F-16 dan melatih pilot Ukraina pertama kali diumumkan Inggris dan Belanda pada Mei, dengan total 11 negara mendukung upaya tersebut.
Namun, Ukraina diperkirakan tidak akan menerima pesawat tempur pertama yang dijanjikan hingga tahun 2024.
Meskipun pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah memberi isyarat bahwa Denmark, Norwegia, dan Belanda akan mengizinkan pengiriman F-16 mereka ke Ukraina, presiden baru dapat membatalkan kebijakan ini jika pengiriman belum selesai pada mereka berkuasa, menurut seorang pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar tersebut.
Mantan pejabat AS lainnya menyatakan, “Zelensky juga ingin mengamankan pengiriman jika serangan balasan yang lamban mengikis dukungan politik di antara sekutu.”
Ukraina gagal mencoba menembus garis pertahanan Rusia sejak awal Juni, kehilangan lebih dari 43.000 anggota militer, menurut Moskow.
Perjuangan mendapatkan bantuan jet tempur terjadi ketika Partai Republik di Kongres AS menjadi semakin skeptis mengenai pengiriman dukungan militer lebih lanjut ke Kiev, dengan banyak yang menyebut kurangnya transparansi keuangan dan visi strategis di Gedung Putih.
Ketidakpuasan yang semakin meningkat ini juga digaungkan mantan Presiden AS dan kandidat presiden Partai Republik saat ini, Donald Trump.
Trump telah berulang kali mengecam cara pemerintahan Biden menangani konflik Ukraina, dan menyatakan Washington “memberikan begitu banyak peralatan” kepada Kiev padahal AS tidak memiliki cukup amunisi untuk negaranya sendiri.
Sementara itu, Moskow telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak memasok F-16 ke Ukraina, dengan alasan tindakan tersebut dapat ditafsirkan sebagai ancaman nuklir karena jet-jet tersebut berpotensi membawa senjata atom.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Dia khawatir pergeseran politik di negara-negara Barat dapat merusak kampanye untuk mendukung Kiev dalam pertarungannya melawan Moskow. New York Times melaporkan hal itu pada Rabu (30/8/2023), mengutip beberapa sumber.
Menurut mantan pejabat Amerika Serikat (AS) dan Ukraina yang diwawancarai surat kabar tersebut, Kiev “merasakan jam politik yang terus berjalan” ketika negara tersebut terus meminta pesawat F-16 rancangan AS kepada mitranya.
“Zelensky rupanya ingin mendapatkan jet sebanyak mungkin sebelum pemilu di Uni Eropa (UE) dan AS dapat membawa perubahan hati pada pemerintah yang telah menjanjikan pesawat tersebut,” papar laporan itu.
Koalisi internasional untuk membantu Kiev mendapatkan F-16 dan melatih pilot Ukraina pertama kali diumumkan Inggris dan Belanda pada Mei, dengan total 11 negara mendukung upaya tersebut.
Namun, Ukraina diperkirakan tidak akan menerima pesawat tempur pertama yang dijanjikan hingga tahun 2024.
Meskipun pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah memberi isyarat bahwa Denmark, Norwegia, dan Belanda akan mengizinkan pengiriman F-16 mereka ke Ukraina, presiden baru dapat membatalkan kebijakan ini jika pengiriman belum selesai pada mereka berkuasa, menurut seorang pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar tersebut.
Mantan pejabat AS lainnya menyatakan, “Zelensky juga ingin mengamankan pengiriman jika serangan balasan yang lamban mengikis dukungan politik di antara sekutu.”
Ukraina gagal mencoba menembus garis pertahanan Rusia sejak awal Juni, kehilangan lebih dari 43.000 anggota militer, menurut Moskow.
Perjuangan mendapatkan bantuan jet tempur terjadi ketika Partai Republik di Kongres AS menjadi semakin skeptis mengenai pengiriman dukungan militer lebih lanjut ke Kiev, dengan banyak yang menyebut kurangnya transparansi keuangan dan visi strategis di Gedung Putih.
Ketidakpuasan yang semakin meningkat ini juga digaungkan mantan Presiden AS dan kandidat presiden Partai Republik saat ini, Donald Trump.
Trump telah berulang kali mengecam cara pemerintahan Biden menangani konflik Ukraina, dan menyatakan Washington “memberikan begitu banyak peralatan” kepada Kiev padahal AS tidak memiliki cukup amunisi untuk negaranya sendiri.
Sementara itu, Moskow telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak memasok F-16 ke Ukraina, dengan alasan tindakan tersebut dapat ditafsirkan sebagai ancaman nuklir karena jet-jet tersebut berpotensi membawa senjata atom.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(sya)