Gertak NATO, Rusia Segera Uji Coba Nuklir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Diplomat Rusia Dmitry Glukhov mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa saran Presiden Vladimir Putin pada awal tahun bahwa Moskow mungkin dapat memulai kembali uji coba nuklir bergantung pada aktivitas Amerika Seirkat (AS).
Maklum, Uni Soviet melakukan uji coba nuklir terakhirnya pada tahun 1990, sedangkan uji coba terakhir AS dilakukan pada tahun 1992. Ancaman perang di Ukraina juga membuat Rusia berniat segera menggelar uji coba bom nuklir.
Apa yang diungkapkan Glukhov adalah menanggapi tuduhan yang dilontarkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pengendalian Senjata dan Urusan Keamanan Internasional Bonnie Jenkins, yang menyatakan bahwa pidato Putin sama dengan ancaman uji coba atom baru.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa pernyataan Presiden Rusia mengenai kemungkinan hipotetis negara kita untuk melanjutkan uji coba nuklir, yang disebutkan dalam pidatonya di depan badan legislatif federal, perlu dipahami semata-mata dalam konteks tanggapan kita terhadap tindakan destruktif yang dilakukan negara tersebut. Kita. Ini adalah sinyal pencegahan bagi Washington,” kata Glukhov, yang menjabat sebagai sekretaris ketiga misi Rusia untuk PBB, dilansir RT.
“Kami akan mengambil langkah seperti itu hanya jika AS yang melakukannya terlebih dahulu,” tambah diplomat itu.
Dalam pidatonya di bulan Februari, Putin mengatakan kepada anggota parlemen Rusia bahwa Moskow memiliki informasi intelijen bahwa AS sedang bersiap untuk menguji hulu ledak nuklir baru, dan telah menginstruksikan Rosatom dan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mempersiapkan dimulainya kembali uji coba jika Amerika melakukannya.
Dalam pidato yang sama, Putin mengumumkan bahwa Moskow menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian pengendalian senjata nuklir New START, dan menuduh AS menghalangi inspeksi saat menggunakan Ukraina untuk perang proksi melawan Rusia. Beberapa drone Ukraina baru saja menyerang pangkalan udara yang menampung pembom strategis Rusia.
AS adalah satu-satunya negara yang menggunakan senjata nuklir, memimpin dunia dalam jumlah uji coba nuklir, dan menolak meratifikasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT), Glukhov mengingatkan Majelis Umum.
Rusia telah menandatangani dan meratifikasi perjanjian tersebut, yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1996. Namun, beberapa media Rusia melaporkan awal bulan ini bahwa Moskow sedang mempertimbangkan untuk menarik diri dari perjanjian tersebut, agar setara dengan Amerika Serikat.
Maklum, Uni Soviet melakukan uji coba nuklir terakhirnya pada tahun 1990, sedangkan uji coba terakhir AS dilakukan pada tahun 1992. Ancaman perang di Ukraina juga membuat Rusia berniat segera menggelar uji coba bom nuklir.
Apa yang diungkapkan Glukhov adalah menanggapi tuduhan yang dilontarkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pengendalian Senjata dan Urusan Keamanan Internasional Bonnie Jenkins, yang menyatakan bahwa pidato Putin sama dengan ancaman uji coba atom baru.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa pernyataan Presiden Rusia mengenai kemungkinan hipotetis negara kita untuk melanjutkan uji coba nuklir, yang disebutkan dalam pidatonya di depan badan legislatif federal, perlu dipahami semata-mata dalam konteks tanggapan kita terhadap tindakan destruktif yang dilakukan negara tersebut. Kita. Ini adalah sinyal pencegahan bagi Washington,” kata Glukhov, yang menjabat sebagai sekretaris ketiga misi Rusia untuk PBB, dilansir RT.
“Kami akan mengambil langkah seperti itu hanya jika AS yang melakukannya terlebih dahulu,” tambah diplomat itu.
Dalam pidatonya di bulan Februari, Putin mengatakan kepada anggota parlemen Rusia bahwa Moskow memiliki informasi intelijen bahwa AS sedang bersiap untuk menguji hulu ledak nuklir baru, dan telah menginstruksikan Rosatom dan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mempersiapkan dimulainya kembali uji coba jika Amerika melakukannya.
Dalam pidato yang sama, Putin mengumumkan bahwa Moskow menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian pengendalian senjata nuklir New START, dan menuduh AS menghalangi inspeksi saat menggunakan Ukraina untuk perang proksi melawan Rusia. Beberapa drone Ukraina baru saja menyerang pangkalan udara yang menampung pembom strategis Rusia.
AS adalah satu-satunya negara yang menggunakan senjata nuklir, memimpin dunia dalam jumlah uji coba nuklir, dan menolak meratifikasi Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (CTBT), Glukhov mengingatkan Majelis Umum.
Rusia telah menandatangani dan meratifikasi perjanjian tersebut, yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1996. Namun, beberapa media Rusia melaporkan awal bulan ini bahwa Moskow sedang mempertimbangkan untuk menarik diri dari perjanjian tersebut, agar setara dengan Amerika Serikat.
(ahm)