5 Fakta Pemilu Presiden Singapura, Capres dari Pengusaha Harus Memiliki Saham Senilai Rp5,6 Triliun
loading...
A
A
A
“Sistem Singapura pada dasarnya bekerja dengan pemerintah yang korporat dan pemerintah dalam bisnis,” kata Michael Barr, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Flinders Australia.
“George Goh bekerja dengan baik di sektor swasta dan itulah yang tidak mereka inginkan”, tambah Barr.
Dalam suratnya kepada Goh, Komite Pemilihan Presiden mengatakan pengalamannya “tidak sebanding dengan pengalaman dan kemampuan seseorang yang pernah menjabat sebagai Kepala Eksekutif sebuah perusahaan dengan ekuitas pemegang saham setidaknya $500 juta [dolar Singapura]”.
Foto/Reuters
Aturan kelayakan yang ketat juga berlaku bagi calon kandidat dari sektor publik, sehingga semakin mempersempit jumlah pelamar potensial.
“Hal ini membatasi pilihan yang kita miliki di Singapura”, Felix Tan, analis politik dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Sayangnya mungkin ada beberapa kandidat yang baik dan berhati baik yang ingin berpartisipasi tetapi tersingkir karena tidak memenuhi kriteria”, kata Tan.
Hal ini merupakan hasil amandemen konstitusi yang dirancang untuk memastikan etnis minoritas Singapura mempunyai kesempatan untuk terwakili di tingkat presiden.
Hampir 75 persen penduduk Singapura adalah etnis China, dengan lebih dari 13 persen berasal dari Melayu dan 9 persen dari India.
Tharman, mantan wakil perdana menteri dan menteri keuangan, muncul sebagai kandidat terdepan dalam pemilu tahun ini.
“George Goh bekerja dengan baik di sektor swasta dan itulah yang tidak mereka inginkan”, tambah Barr.
Dalam suratnya kepada Goh, Komite Pemilihan Presiden mengatakan pengalamannya “tidak sebanding dengan pengalaman dan kemampuan seseorang yang pernah menjabat sebagai Kepala Eksekutif sebuah perusahaan dengan ekuitas pemegang saham setidaknya $500 juta [dolar Singapura]”.
3. Presiden Diutamakan dari Sektor Publik
Foto/Reuters
Aturan kelayakan yang ketat juga berlaku bagi calon kandidat dari sektor publik, sehingga semakin mempersempit jumlah pelamar potensial.
“Hal ini membatasi pilihan yang kita miliki di Singapura”, Felix Tan, analis politik dari Universitas Teknologi Nanyang Singapura, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Sayangnya mungkin ada beberapa kandidat yang baik dan berhati baik yang ingin berpartisipasi tetapi tersingkir karena tidak memenuhi kriteria”, kata Tan.
4. Terbuka dari Semua Etnis
Pemilu tahun ini terbuka bagi pelamar dari semua etnis, tidak seperti pemilu tahun 2017 yang hanya mengizinkan kandidat dari etnis Melayu untuk mencalonkan diri.Hal ini merupakan hasil amandemen konstitusi yang dirancang untuk memastikan etnis minoritas Singapura mempunyai kesempatan untuk terwakili di tingkat presiden.
Hampir 75 persen penduduk Singapura adalah etnis China, dengan lebih dari 13 persen berasal dari Melayu dan 9 persen dari India.
Tharman, mantan wakil perdana menteri dan menteri keuangan, muncul sebagai kandidat terdepan dalam pemilu tahun ini.