3 Pasang Negara Asia Timur yang Bermusuhan, Salah Satunya Imbas Perang Dingin
loading...
A
A
A
Sumber perselisihan yang besar adalah kepulauan tak berpenghuni di Laut China Timur yang dikuasai Tokyo dan diklaim Beijing. Pulau itu bernama Senkaku bagi Jepang dan bagi China bernama Diaoyu.
Selain perselisihan wilayah, kedua negara ini memang mempunyai sejarah yang kelam pada masa Perang Dunia II. Kala itu, kedua negara ini sempat berperang.
Terdapat argumen bahwa konflik dimulai dengan invasi Manchuria pada tahun 1931. Meskipun Jepang berhasil dikalahkan China saat itu, Beijing tetaplah dalam keadaan terpukul, sebab menderita sekitar 15 juta kematian, kehancuran besar-besaran pada infrastruktur industri dan produksi pertanian, dan hancurnya modernisasi tentatif yang dimulai oleh pemerintahan nasionalis.
Permusuhan kedua negara tak lepas dari campur tangan Uni Soviet dan Amerika Serikat, tepatnya setelah Perang Dunia II berakhir.
Dikutip dari History, Departemen Luar Negeri AS membagi semenanjung Korea menjadi dua di sepanjang garis paralel ke-38 pada bulan Agustus 1945. Rusia menduduki wilayah utara garis tersebut dan Amerika Serikat menduduki wilayah selatan.
Pada akhir dekade ini, dua negara bagian baru telah terbentuk. Di selatan, diktator anti-komunis Syngman Rhee (1875-1965) mendapat dukungan dari pemerintah Amerika, sementara di utara, diktator komunis Kim Il Sung (1912-1994) mendapat dukungan penuh dari Soviet.
Namun, pembagian wilayah tersebut justru tidak membuat warga Korea senang sehingga masing-masing diktator kerap melakukan pertempuran di perbatasan. Hampir 10.000 tentara Korea Utara dan Korea Selatan tewas dalam pertempuran itu.
Meskipun Perang Korea relatif singkat, namun telah menewaskan sekitar 5 juta orang. Sampai saat ini kedua negara ini masih bermusuhan.
Bahkan masing masing negara terus mengerahkan pasukan terbaiknya di perbatasan.
Selain perselisihan wilayah, kedua negara ini memang mempunyai sejarah yang kelam pada masa Perang Dunia II. Kala itu, kedua negara ini sempat berperang.
Terdapat argumen bahwa konflik dimulai dengan invasi Manchuria pada tahun 1931. Meskipun Jepang berhasil dikalahkan China saat itu, Beijing tetaplah dalam keadaan terpukul, sebab menderita sekitar 15 juta kematian, kehancuran besar-besaran pada infrastruktur industri dan produksi pertanian, dan hancurnya modernisasi tentatif yang dimulai oleh pemerintahan nasionalis.
3. Korea Utara dan Korea Selatan
Permusuhan kedua negara tak lepas dari campur tangan Uni Soviet dan Amerika Serikat, tepatnya setelah Perang Dunia II berakhir.
Dikutip dari History, Departemen Luar Negeri AS membagi semenanjung Korea menjadi dua di sepanjang garis paralel ke-38 pada bulan Agustus 1945. Rusia menduduki wilayah utara garis tersebut dan Amerika Serikat menduduki wilayah selatan.
Pada akhir dekade ini, dua negara bagian baru telah terbentuk. Di selatan, diktator anti-komunis Syngman Rhee (1875-1965) mendapat dukungan dari pemerintah Amerika, sementara di utara, diktator komunis Kim Il Sung (1912-1994) mendapat dukungan penuh dari Soviet.
Namun, pembagian wilayah tersebut justru tidak membuat warga Korea senang sehingga masing-masing diktator kerap melakukan pertempuran di perbatasan. Hampir 10.000 tentara Korea Utara dan Korea Selatan tewas dalam pertempuran itu.
Meskipun Perang Korea relatif singkat, namun telah menewaskan sekitar 5 juta orang. Sampai saat ini kedua negara ini masih bermusuhan.
Bahkan masing masing negara terus mengerahkan pasukan terbaiknya di perbatasan.
(mas)