Dongkrak Angka Kelahiran, Daerah di China Tawarkan 'Hadiah' Uang Tunai

Selasa, 29 Agustus 2023 - 14:40 WIB
loading...
Dongkrak Angka Kelahiran, Daerah di China Tawarkan Hadiah Uang Tunai
Dongkrak angka kelahiran, daerah di China tawarkan insentif bagi pasangan yang pengantin wanitanya berusia 25 tahun. Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - Sebuah daerah di China timur menawarkan hadiah kepada pasangan sebesar 1.000 yuan atau sekitar Rp209 ribu jika pengantin wanita berusia 25 tahun atau lebih muda. Ini adalah langkah terbaru memberikan insentif kepada kaum muda untuk menikah di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap penurunan angka kelahiran.

Dilansir dari Reuters, Selasa (29/8/2023), informasi itu dipublikasikan di akun resmi WeChat di wilayah Changshan minggu lalu. Pemberitahuan itu mengatakan bahwa hadiah tersebut adalah untuk mempromosikan “pernikahan sesuai usia dan memiliki anak” untuk pernikahan pertama. Hal ini juga mencakup serangkaian subsidi perawatan anak, kesuburan dan pendidikan bagi pasangan yang memiliki anak.

Prihatin dengan penurunan populasi yang pertama kali terjadi di China dalam enam dekade dan populasi penuaan yang cepat, pihak berwenang segera mencoba serangkaian langkah untuk meningkatkan angka kelahiran termasuk insentif keuangan dan peningkatan fasilitas penitipan anak.

Batasan usia resmi untuk menikah di China adalah 22 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan, namun jumlah pasangan yang menikah telah menurun. Hal ini telah menurunkan angka kelahiran karena kebijakan resmi yang mempersulit perempuan lajang untuk memiliki anak.



Menurut data pemerintah yang dirilis pada bulan Juni, tingkat pernikahan mencapai rekor terendah pada tahun 2022 yaitu 6,8 juta, yang merupakan terendah sejak tahun 1986. Jumlah pernikahan tahun lalu berkurang 800.000 dibandingkan tahun 2021.

Menurut laporan media pemerintah, tingkat kesuburan China, yang merupakan salah satu yang terendah di dunia, diperkirakan turun ke rekor terendah 1,09 pada tahun 2022.

Biaya penitipan anak yang tinggi dan keharusan berhenti berkarir telah membuat banyak perempuan enggan mempunyai anak lagi atau bahkan tidak punya anak sama sekali. Diskriminasi gender dan stereotip tradisional mengenai perempuan yang mengasuh anak masih tersebar luas di seluruh negeri.

Kepercayaan konsumen yang rendah dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kesehatan perekonomian China juga merupakan faktor utama yang disebutkan oleh kaum muda China karena tidak ingin menikah dan mempunyai anak.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1097 seconds (0.1#10.140)