Filipina: Dunia Dukung Kami, China Sendirian
loading...
A
A
A
“Saya pikir ini ada hubungannya dengan optik. Mereka ingin menunjukkan kepada dunia dengan berpura-pura bahwa mereka tidak terlalu agresif dalam mencegah operasi pasokan kami,” katanya.
PCG juga membantah klaim Beijing bahwa mereka mengizinkan kapal-kapal Filipina mengirimkan pasokan ke kapal BRP Sierra Madre karena “masalah kemanusiaan".
BRP Sierra Madre adalah kapal perang era Perang Dunia II yang sengaja dikandangkan di wilayah di Laut China Selatan yang diklaim Filipina. China telah mendesak Filipina untuk menyingkirkan kapal perang yang sudah berkarat itu, namun Manila menolaknya dengan alasan itu berada di wilayahnya.
“Misi pasokan ulang yang kami lakukan kemarin bukanlah misi yang mudah. Kami masih mengalami manuver berbahaya, mereka masih berusaha menghalangi operasi pasokan kami,” kata Tarriela.
“Kami tidak memerlukan izin dari Republik Rakyat China,” katanya.
“Kami tidak perlu menjelaskan perbekalan apa saja yang perlu kami bawa ke dalam BRP Sierra Madre,” tambahnya.
Meskipun keputusan arbitrase pada tahun 2016 mendukung hak-hak Filipina di perairan tersebut, China terus mengeklaim sekitar 85 persen Laut China Selatan, jalur perairan strategis yang menjadi jalur pelayaran barang-barang laut bernilai miliaran dolar setiap tahunnya.
"Filipina akan terus menegaskan hak kedaulatan kami sehingga rakyat kami dapat memperoleh manfaat dari hal ini,” kata Aguilar.
“Kami mengikuti arahan panglima bahwa kami tidak akan memindahkan BRP Sierra Madre, bahwa kami tidak akan meninggalkan Ayungin Shoal,” ujarnya.
Ayungin Shoal tempat BRP Sierra Madre berlabuh selama beberapa dekade terletak sekitar 115 mil laut di lepas pantai Palawan, menempatkannya tepat di zona ekonomi eksklusif Filipina.
PCG juga membantah klaim Beijing bahwa mereka mengizinkan kapal-kapal Filipina mengirimkan pasokan ke kapal BRP Sierra Madre karena “masalah kemanusiaan".
BRP Sierra Madre adalah kapal perang era Perang Dunia II yang sengaja dikandangkan di wilayah di Laut China Selatan yang diklaim Filipina. China telah mendesak Filipina untuk menyingkirkan kapal perang yang sudah berkarat itu, namun Manila menolaknya dengan alasan itu berada di wilayahnya.
“Misi pasokan ulang yang kami lakukan kemarin bukanlah misi yang mudah. Kami masih mengalami manuver berbahaya, mereka masih berusaha menghalangi operasi pasokan kami,” kata Tarriela.
“Kami tidak memerlukan izin dari Republik Rakyat China,” katanya.
“Kami tidak perlu menjelaskan perbekalan apa saja yang perlu kami bawa ke dalam BRP Sierra Madre,” tambahnya.
Meskipun keputusan arbitrase pada tahun 2016 mendukung hak-hak Filipina di perairan tersebut, China terus mengeklaim sekitar 85 persen Laut China Selatan, jalur perairan strategis yang menjadi jalur pelayaran barang-barang laut bernilai miliaran dolar setiap tahunnya.
"Filipina akan terus menegaskan hak kedaulatan kami sehingga rakyat kami dapat memperoleh manfaat dari hal ini,” kata Aguilar.
“Kami mengikuti arahan panglima bahwa kami tidak akan memindahkan BRP Sierra Madre, bahwa kami tidak akan meninggalkan Ayungin Shoal,” ujarnya.
Ayungin Shoal tempat BRP Sierra Madre berlabuh selama beberapa dekade terletak sekitar 115 mil laut di lepas pantai Palawan, menempatkannya tepat di zona ekonomi eksklusif Filipina.