AS Tak Terkejut Jika Bos Wagner Prigozhin Tewas Kecelakaan Pesawat
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak terkejut dengan laporan bahwa pemimpin tentara bayaran Wagner Group Yevgeny Prigozhin tewas dalam kecelakaan pesawat di Tver, Rusia.
Pesawat jet pribadi pembawa 10 orang tersebut, termasuk Priogozhin, dilaporkan ditembak jatuh pasukan Rusia pada Rabu. Laporan itulah yang memicu dugaan bahwa itu adalah operasi pembunuhan atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami telah melihat laporannya. Jika benar, maka tidak ada yang perlu terkejut," tulis juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson di media sosial X, yang dikutip Newsweek, Kamis (24/8/2023).
Sebelumnya pada hari Rabu, media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Prigozhin termasuk di antara penumpang pesawat jet pribadi yang jatuh dalam perjalanan dari Moskow ke St Petersburg.
“Kami telah melihat laporan-laporan tersebut namun belum ada yang bisa ditawarkan saat ini,” kata Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan. “Sementara itu, kami akan terus memantau situasinya.”
Nasib Prigozhin telah menjadi bahan spekulasi sejak dia melancarkan pemberontakan terhadap kepemimpinan Rusia pada akhir Juni.
Pemberontakan bersenjata ini hanya berlangsung singkat dan tiba-tiba dibatalkan dalam kesepakatan dengan Kremlin yang memaksa Prigozhin pindah ke Belarusia dan mengharuskan para tentara bayarannya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia atau bergabung dengan pemimpin mereka di pengasingan. Namun, dilaporkan bahwa bos tentara bayaran itu terlihat di Rusia.
Prigozhin merupakan tokoh penting dalam perang di Ukraina, bertempur di zona pertempuran penting seperti Bakhmut. Namun dia juga merupakan seorang kritikus yang terang-terangan terhadap para pejabat militer dan pertahanan Rusia atas cara-cara upaya perang tersebut dikelola.
Ketika ditanya tentang kecelakaan pada hari Rabu, Presiden Joe Biden mengatakan kepada CNN; "Tidak banyak hal yang terjadi di Rusia yang tidak diikuti oleh Putin. Namun saya tidak cukup tahu untuk mengetahui jawabannya."
Pesawat jet pribadi pembawa 10 orang tersebut, termasuk Priogozhin, dilaporkan ditembak jatuh pasukan Rusia pada Rabu. Laporan itulah yang memicu dugaan bahwa itu adalah operasi pembunuhan atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami telah melihat laporannya. Jika benar, maka tidak ada yang perlu terkejut," tulis juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson di media sosial X, yang dikutip Newsweek, Kamis (24/8/2023).
Sebelumnya pada hari Rabu, media pemerintah Rusia melaporkan bahwa Prigozhin termasuk di antara penumpang pesawat jet pribadi yang jatuh dalam perjalanan dari Moskow ke St Petersburg.
“Kami telah melihat laporan-laporan tersebut namun belum ada yang bisa ditawarkan saat ini,” kata Departemen Pertahanan AS dalam sebuah pernyataan. “Sementara itu, kami akan terus memantau situasinya.”
Nasib Prigozhin telah menjadi bahan spekulasi sejak dia melancarkan pemberontakan terhadap kepemimpinan Rusia pada akhir Juni.
Pemberontakan bersenjata ini hanya berlangsung singkat dan tiba-tiba dibatalkan dalam kesepakatan dengan Kremlin yang memaksa Prigozhin pindah ke Belarusia dan mengharuskan para tentara bayarannya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia atau bergabung dengan pemimpin mereka di pengasingan. Namun, dilaporkan bahwa bos tentara bayaran itu terlihat di Rusia.
Prigozhin merupakan tokoh penting dalam perang di Ukraina, bertempur di zona pertempuran penting seperti Bakhmut. Namun dia juga merupakan seorang kritikus yang terang-terangan terhadap para pejabat militer dan pertahanan Rusia atas cara-cara upaya perang tersebut dikelola.
Ketika ditanya tentang kecelakaan pada hari Rabu, Presiden Joe Biden mengatakan kepada CNN; "Tidak banyak hal yang terjadi di Rusia yang tidak diikuti oleh Putin. Namun saya tidak cukup tahu untuk mengetahui jawabannya."