Operator PLTN Fukushima Mulai Campur Air Limbah Nuklir dengan Air Laut

Selasa, 22 Agustus 2023 - 18:01 WIB
loading...
Operator PLTN Fukushima Mulai Campur Air Limbah Nuklir dengan Air Laut
Tangki penyimpanan untuk air olahan di PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh karena tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang, 22 Agustus 2023. Foto/REUTERS
A A A
FUKUSHIMA - TEPCO, operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang lumpuh, telah mulai mentransfusikan air radioaktif yang telah diolah dari tangki untuk selanjutnya dibuang ke laut.

Air radioaktif itu disimpan setelah bencana nuklir tahun 2011. Langkah itu dilaporkan media Jepang pada Selasa (22/8/2023).

“Perusahaan tersebut mentransfusikan air ke dalam fasilitas yang akan mencampurkannya dengan air laut, yang akan mengurangi proporsi tritium di sana ke tingkat 40 kali lebih rendah dari norma maksimum,” ungkap laporan stasiun penyiaran lokal Jepang.

Kantor berita lokal lainnya melaporkan, mengutip TEPCO, bahwa sekitar 31.200 ton air dengan kumulatif 5 triliun becquerel tritium akan dilepaskan pada tahun fiskal 2023 (hingga 31 Maret 2024).

Sebelumnya pada Selasa, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pelepasan air radioaktif yang diolah dari PLTN Fukushima ke laut akan dimulai pada 24 Agustus 2023 jika cuaca dan kondisi laut memungkinkan.

Jepang awalnya berencana mulai mengeluarkan air murni dari semua radionuklida kecuali tritium ke laut 0,6 mil dari PLTN musim semi ini.



Namun, tenggat waktu tersebut diundur ke musim panas 2023 karena kondisi cuaca buruk dan faktor lainnya.

Bencana nuklir Fukushima terjadi pada 11 Maret 2011. Pembangkit tersebut rusak parah akibat gempa berkekuatan 9 skala richter di Samudera Pasifik.

Hal ini memicu tsunami besar yang melanda pembangkit listrik tersebut dan menyebabkan tiga reaktor nuklir meleleh.

Kecelakaan tersebut dianggap sebagai bencana nuklir terburuk sejak bencana Chernobyl pada tahun 1986 dan mengakibatkan pencemaran tanah dan air setempat secara luas.

Bencana gempa bumi dan tsunami tersebut menyebabkan 22.200 orang tewas atau hilang.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1068 seconds (0.1#10.140)