Terapkan Kebijakan Diskriminatif, PM Netanyahu Bekukan Dana untuk Kota Arab di Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Dewan lokal Arab di Israel mengadakan pemogokan sebagai protes atas pembekuan dana oleh menteri keuangan Israel pada awal bulan ini. Pembekuan itu merupakan keputusan yang telah memicu tuduhan rasisme.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, anggota kunci dari pemerintah nasionalis-agama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menangguhkan setidaknya dana USD52,75 juta untuk kota-kota Arab di Israel. Israel sangat khawatir jika dana tersebut bisa berakhir di tangan apa yang disebutnya "kriminal dan teroris".
"Bahwa menteri keuangan menyebut orang Arab sebagai pencuri dan penjahat adalah konyol dan salah," kata walikota kota Arab Umm al-Fahm, Samir Mahameed, kepada dadio Angkatan Darat Israel.
"Ini adalah uang untuk bertahan hidup, bukan kemewahan," kata Mahameed. Dia menjelaskan bahwa dana tersebut dimaksudkan untuk membantu memerangi kejahatan yang melonjak. "Ini adalah perjuangan untuk hidup kita."
Terlepas dari janji Netanyahu pada 9 Agustus untuk mencairkan dana, Smotrich menggandakan keputusannya, bersumpah untuk tidak "terus menutup mata ketika ratusan juta dana pajak setiap orang masuk ke kelompok kriminal", dalam sebuah posting di X , sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Langkah ultra-nasionalis Smotrich menuai tuduhan rasisme dari anggota parlemen Arab dan Yahudi, termasuk pemimpin oposisi Yair Lapid, serta walikota Arab.
Warga Arab, yang sebagian besar adalah keturunan Palestina yang tinggal di Israel setelah perang 1948 seputar pembentukannya, merupakan seperlima dari populasi Israel.
Mereka selama beberapa dekade menghadapi perbedaan dibandingkan dengan warga Yahudi, termasuk tingkat kemiskinan yang tinggi, kota-kota yang penuh sesak kekurangan infrastruktur dan sekolah-sekolah yang didanai dengan buruk, yang mereka katakan adalah hasil dari kebijakan pemerintah yang disengaja.
Menteri Dalam Negeri Israel Moshe Arbel mendesak Smotrich untuk mencairkan dana dan menyuarakan dukungan untuk pemogokan kota.
Para pemimpin Arab memprotes di luar kantor pemerintah. Video yang beredar di media sosial menunjukkan polisi mendorong beberapa pengunjuk rasa, termasuk anggota parlemen Arab Ayman Odeh.
Para pengunjuk rasa meneriakkan "Kekerasan Polisi!" setelah petugas menahan tangan seorang wanita yang terkapar di tanah, keningnya berlumuran darah. Polisi mengatakan petugas menangkal pengunjuk rasa yang mencoba masuk ke kementerian keuangan.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, anggota kunci dari pemerintah nasionalis-agama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menangguhkan setidaknya dana USD52,75 juta untuk kota-kota Arab di Israel. Israel sangat khawatir jika dana tersebut bisa berakhir di tangan apa yang disebutnya "kriminal dan teroris".
"Bahwa menteri keuangan menyebut orang Arab sebagai pencuri dan penjahat adalah konyol dan salah," kata walikota kota Arab Umm al-Fahm, Samir Mahameed, kepada dadio Angkatan Darat Israel.
"Ini adalah uang untuk bertahan hidup, bukan kemewahan," kata Mahameed. Dia menjelaskan bahwa dana tersebut dimaksudkan untuk membantu memerangi kejahatan yang melonjak. "Ini adalah perjuangan untuk hidup kita."
Terlepas dari janji Netanyahu pada 9 Agustus untuk mencairkan dana, Smotrich menggandakan keputusannya, bersumpah untuk tidak "terus menutup mata ketika ratusan juta dana pajak setiap orang masuk ke kelompok kriminal", dalam sebuah posting di X , sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Langkah ultra-nasionalis Smotrich menuai tuduhan rasisme dari anggota parlemen Arab dan Yahudi, termasuk pemimpin oposisi Yair Lapid, serta walikota Arab.
Warga Arab, yang sebagian besar adalah keturunan Palestina yang tinggal di Israel setelah perang 1948 seputar pembentukannya, merupakan seperlima dari populasi Israel.
Mereka selama beberapa dekade menghadapi perbedaan dibandingkan dengan warga Yahudi, termasuk tingkat kemiskinan yang tinggi, kota-kota yang penuh sesak kekurangan infrastruktur dan sekolah-sekolah yang didanai dengan buruk, yang mereka katakan adalah hasil dari kebijakan pemerintah yang disengaja.
Menteri Dalam Negeri Israel Moshe Arbel mendesak Smotrich untuk mencairkan dana dan menyuarakan dukungan untuk pemogokan kota.
Para pemimpin Arab memprotes di luar kantor pemerintah. Video yang beredar di media sosial menunjukkan polisi mendorong beberapa pengunjuk rasa, termasuk anggota parlemen Arab Ayman Odeh.
Para pengunjuk rasa meneriakkan "Kekerasan Polisi!" setelah petugas menahan tangan seorang wanita yang terkapar di tanah, keningnya berlumuran darah. Polisi mengatakan petugas menangkal pengunjuk rasa yang mencoba masuk ke kementerian keuangan.
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(ahm)