Janjikan Masa Transisi 3 Tahun, Pemimpin Kudeta Niger Tak Gentar dengan Intervensi Militer

Minggu, 20 Agustus 2023 - 11:38 WIB
loading...
Janjikan Masa Transisi...
Pemimpin kudeta Niger Jenderal Abdourahmane Tchiani. Foto/Al Jazeera
A A A
NIAMEY - Pemimpin kudeta Niger telah mengusulkan transisi tiga tahun ke pemerintahan sipil setelah bertemu dengan delegasi pemimpin Afrika Barat. Mereka juga memperingatkan bahwa setiap serangan terhadap negara itu bukanlah sesuatu yang mudah bagi mereka yang terlibat.

Berbicara di televisi nasional pada Sabtu malam, Jenderal Abdourahmane Tchiani tidak menjelaskan secara rinci tentang rencana peralihan kekuasaan, hanya mengatakan bahwa prinsip-prinsip langkah itu akan diputuskan dalam waktu 30 hari pada dialog yang akan diselenggarakan oleh dewan militer yang berkuasa.

“Baik Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air maupun rakyat Niger tidak menginginkan perang, dan tetap terbuka untuk dialog,” katanya setelah pertemuan pertamanya dengan delegasi dari Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) di ibu kota Niger, Niamey.



“Tapi mari kita perjelas: Jika serangan dilakukan terhadap kita, itu tidak akan semudah yang tampaknya dipikirkan oleh beberapa orang,” tegasnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu (20/8/2023).

ECOWAS telah memberlakukan sanksi berat terhadap Niger setelah kudeta 26 Juli lalu dan telah memerintahkan pengerahan "pasukan siaga" untuk memulihkan aturan konstitusional di negara tersebut.

Blok tersebut mengatakan pada hari Jumat bahwa "Hari-H" yang dirahasiakan telah disetujui untuk kemungkinan intervensi militer dan 11 dari 15 negara anggotanya telah setuju untuk mengerahkan pasukan dalam operasi tersebut.

Dalam pidatonya selama 12 menit, Tchiani mengklaim ECOWAS bersiap untuk menyerang Niger dengan membentuk tentara pendudukan bekerja sama dengan tentara asing dan mengecam apa yang disebutnya sanksi ilegal serta tidak manusiawi yang diberlakukan oleh blok regional itu.



“Saya tegaskan kembali di sini bahwa ambisi kami bukan untuk merebut kekuasaan. Saya juga menegaskan kembali kesiapan kami untuk terlibat dalam dialog apa pun, selama itu memperhitungkan orientasi yang diinginkan oleh orang-orang Niger yang bangga dan tangguh,” tegasnya.

ECOWAS telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap kudeta 26 Juli di Niger, yang ketujuh di kawasan itu dalam tiga tahun, daripada yang sebelumnya di Mali, Burkina Faso dan Guinea.

Blok tersebut – meskipun mengancam intervensi militer – juga mengejar cara diplomatik untuk menghentikan perebutan kekuasaan di Niger, sebuah negara yang memiliki kepentingan strategis bagi kekuatan regional dan global karena cadangan uranium dan minyaknya serta perannya sebagai pusat pasukan asing yang terlibat dalam perang melawan kelompok bersenjata yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIS.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2135 seconds (0.1#10.140)