Korea Utara Sebut Perang Nuklir Sudah Dekat

Rabu, 16 Agustus 2023 - 06:19 WIB
loading...
Korea Utara Sebut Perang...
Korut menampilkan rudal balistik antarbenua dengan kemampuan nuklir saat parade militer di Pyongyang, Korea Utara. Foto/REUTERS
A A A
PYONGYANG - Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Utara (Korut) Jenderal Kang Sun-nam memperingatkan dunia hanya selangkah lagi dari konflik nuklir.

Dia mengatakan itu dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Selasa (15/8/2023) dan dipresentasikan pada Konferensi Keamanan Internasional Moskow XI.

Pejabat itu menyalahkan keinginan Washington mengubah rezim di Pyongyang karena meningkatkan ketegangan.

Dia juga menuduh AS meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut dengan mengerahkan pesawat dan kapal selam berkemampuan nuklir ke wilayah tersebut.

“Sekarang, pertanyaannya bukan apakah perang nuklir pecah di Semenanjung Korea, tapi siapa dan kapan dimulainya,” ujar Kang memperingatkan.

Menurut dia, pada tahun ini saja, AS mengirim “persenjataan strategis besar-besaran” ke wilayah tersebut, termasuk kapal selam berkemampuan nuklir, kelompok kapal induk, dan pembom berkemampuan nuklir.



Carrier Strike Group 11 Angkatan Laut AS, yang dipimpin kapal induk USS Nimitz, tiba di pelabuhan militer Korea Selatan pada akhir Maret, segera setelah Pyongyang meluncurkan hulu ledak nuklir baru yang lebih kecil, yang konon dapat dipasang pada rudal balistik jarak pendek.

Pada akhir Juni, satu pesawat pembom strategis B-52 AS ikut serta dalam latihan bersama dengan Korea Selatan.

Hanya dua pekan kemudian, Amerika juga mengerahkan kapal selam rudal balistik kelas Ohio, USS Kentucky, ke Korea Selatan.

Dipersenjatai dengan 20 rudal balistik Trident II, kapal bawah laut itu membawa total 80 hulu ledak nuklir.

“AS, yang telah mengobarkan kebijakan negara yang bermusuhan terhadap Korea (Utara) … selama 80 tahun, secara terang-terangan mengganggu pembangunan independen dan kepentingan keamanan Korea Utara dan mendorong situasi di Asia Timur Laut ke ambang perang nuklir,” ujar Kang.

“Washington harus mengakui kebijakan berperang melawan Pyongyang dan meninggalkan pendekatan konfrontatifnya jika benar-benar ingin menyelesaikan krisis dengan cara damai,” tegas dia.

Dia menegaskan, “Sampai Amerika melakukan itu, dialog apa pun tidak mungkin, yang berarti kekuatan militer tetap menjadi satu-satunya cara untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.”

Jenderal tersebut menyatakan semua klaim oleh AS dan sekutunya tentang kesediaan mereka menyelesaikan masalah di sekitar semenanjung melalui negosiasi hanyalah gema kosong dan satu-satunya cara untuk mencegah perang nuklir adalah dengan Pyongyang memiliki alat pencegahan militer.

Kang juga menyatakan Korea Utara tidak akan lagi menganggap penangguhan latihan AS atau langkah serupa lainnya sebagai manifestasi tulus niat baik AS.

Menurut dia, Washington hanya membutuhkan beberapa hari untuk mengirim pembom strategis dan kapal selam nuklirnya kembali ke semenanjung dan dapat mengerahkan kembali kontingen militernya di sana “dalam waktu setengah bulan” bahkan jika sepenuhnya ditarik dari Korea Selatan.

“Kami sangat menyadari fakta bahwa niat agresif AS untuk melucuti senjata nuklir kami dan menghancurkan sistem kami melalui kekerasan tidak dapat diubah sedikit pun,” papar dia.

Kata-kata sang jenderal datang hanya beberapa hari setelah Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan peningkatan persiapan perang, termasuk peningkatan produksi senjata.

Dia juga meminta para perwira tinggi melakukan latihan dengan persenjataan terbaru negara untuk memastikan pasukan siap menghadapi potensi konflik.

Langkah itu diambil menjelang latihan militer gabungan besar yang direncanakan oleh AS dan Korea Selatan.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
10 Negara Terluas di...
10 Negara Terluas di Dunia, Adakah Indonesia?
4 Alasan Elon Musk Akan...
4 Alasan Elon Musk Akan Dijadikan Nama Kapal Induk AS Terbaru, Salah Satunya Simbol Kebangkitan Militer
Sugianto Dipuji sebagai...
Sugianto Dipuji sebagai Pahlawan karena Menyelamatkan Lansia saat Kebakaran Hutan di Korea Selatan
Insiden Paling Memalukan,...
Insiden Paling Memalukan, Tank AS Tenggelam di Rawa di dekat Perbatasan Belarusia, 4 Tentara Tewas
13 Rudal dan Drone Iran...
13 Rudal dan Drone Iran yang Bisa Hapus Pangkalan AS di Timur Tengah dari Peta
Netanyahu Batal Tunjuk...
Netanyahu Batal Tunjuk Eli Sharafit Jadi Bos Baru Shin Bet karena Kritik Trump
China Gelar Latihan...
China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan, AS Kirim Jet Tempur F-16 Block 70 Viper
Selamatkan Puluhan Warga...
Selamatkan Puluhan Warga Korsel dari Kebakaran Hutan, WNI Bisa Dapat Visa Jangka Panjang
Dahsyatnya Ledakan Pipa...
Dahsyatnya Ledakan Pipa Gas Petronas serasa Gempa Bumi, Suhu Capai 1.000 Derajat Celsius
Rekomendasi
Eksepsi dalam Perkara...
Eksepsi dalam Perkara Tipikor Atas Nama Tom Lembong
Chandra Asri dan Glencore...
Chandra Asri dan Glencore Resmi Kuasai Kilang Shell Singapura Senilai Rp4,2 Triliun
Pendakian ke Gunung...
Pendakian ke Gunung Gede Pangrango Ditutup Imbas Peningkatan Gempa Vulkanik
Berita Terkini
10 Negara Terkecil di...
10 Negara Terkecil di Dunia, Mayoritas Luasnya Lebih Kecil Dibandingkan Ukuran New York
52 menit yang lalu
10 Negara Terluas di...
10 Negara Terluas di Dunia, Adakah Indonesia?
2 jam yang lalu
Militer China Kepung...
Militer China Kepung Taiwan untuk Simulasi Invasi Besar-besaran, AS Tak Bisa Berbuat Banyak
3 jam yang lalu
Israel Ingin Rebut Wilayah...
Israel Ingin Rebut Wilayah yang Lebih Luas, Hamas Siap Melawan
4 jam yang lalu
Siapa Sheikh Mohammed...
Siapa Sheikh Mohammed bin Zayed? Presiden UEA yang Dijadikan Nama Jalan Tol di Indonesia
5 jam yang lalu
4 Negara Mayoritas Islam...
4 Negara Mayoritas Islam Rayakan Lebaran dalam Kondisi Berperang, dari Palestina hingga Suriah
6 jam yang lalu
Infografis
Jerman Khawatir Bom...
Jerman Khawatir Bom Nuklir AS Tak Bela NATO saat Perang Lawan Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved