3 Organisasi Tibet Serukan Pembebasan Aktivis di Hari Keadilan Tahanan Internasional
loading...
A
A
A
"Menurut keterangan mereka yang sudah dibebaskan, para tahanan dipaksa bekerja 17 jam sehari dan juga tidak diberi makan secara layak," sambung Dhondup.
Tenzin Pasang, direktur Nasional SFT, juga mengatakan kepada ANI; "Kami mencoba menyoroti nasib para pejuang Tibet, dan juga untuk keadilan tahanan politik yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan di Tibet."
Lebih lanjut, Tenzin Pasang mengatakan bahwa kondisi di Tibet pun terasa seperti "penjara terbuka" karena ketatnya pengawasan dari otoritas China. Dia merasa kondisi seperti ini dapat menghilangkan identitas, eksistensi, kebudayaan serta spiritualitas masyarakat Tibet.
Dia dan para pejuang Tibet lain mengaku berduka untuk Lobsang Tenpa, yang meninggal pada 3 Agustus lalu usai dijebloskan ke penjara hanya karena tuduhan mengikuti unjuk rasa damai.
"Kami mengungkapkan solidaritas untuknya, dan juga untuk tahanan-tahanan politik lain," pungkas Tenzin Pasang.
Tenzin Pasang, direktur Nasional SFT, juga mengatakan kepada ANI; "Kami mencoba menyoroti nasib para pejuang Tibet, dan juga untuk keadilan tahanan politik yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan di Tibet."
Lebih lanjut, Tenzin Pasang mengatakan bahwa kondisi di Tibet pun terasa seperti "penjara terbuka" karena ketatnya pengawasan dari otoritas China. Dia merasa kondisi seperti ini dapat menghilangkan identitas, eksistensi, kebudayaan serta spiritualitas masyarakat Tibet.
Dia dan para pejuang Tibet lain mengaku berduka untuk Lobsang Tenpa, yang meninggal pada 3 Agustus lalu usai dijebloskan ke penjara hanya karena tuduhan mengikuti unjuk rasa damai.
"Kami mengungkapkan solidaritas untuknya, dan juga untuk tahanan-tahanan politik lain," pungkas Tenzin Pasang.
(mas)