Niger, Surga Uranium yang Jadi Magnet Perang Kekuatan Dunia
loading...
A
A
A
Ini menimbulkan momok rintangan baru bagi Uni Eropa (UE) ketika mencoba menghentikan pasokan bahan bakar nuklir dari Rusia, serupa dengan tantangan besar yang dihadapi blok tersebut untuk mengganti pasokan minyak dan gas dari Rusia.
UE masih mendapatkan sebagian besar bahan bakar nuklir uranium dan uranium alaminya dari Rosatom, perusahaan tenaga nuklir milik negara Rusia. Awal tahun ini, Parlemen Eropa memperdebatkan sanksi industri nuklir Rusia, tetapi ditunda.
Namun, Phuc Vinh Nguyen, pakar kebijakan energi di Jacques Delors Institute, mengatakan untuk saat ini, Prancis memiliki cadangan uranium yang cukup untuk krisis di Niger yang berlangsung beberapa tahun. Untuk sementara, dia mengatakan pasar uranium global dapat kendur jika Niger jatuh ke dalam ketidakstabilan lebih lanjut.
“Uranium bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Misalnya, Prancis memiliki uranium senilai dua hingga tiga tahun dalam penyimpanan strategis sehingga situasinya memiliki waktu untuk diselesaikan sebelum harus terburu-buru mengambil keputusan," katanya, seperti dikutip The National.
“Prancis sudah memiliki banyak pemasok dan dapat mengandalkan mereka jika perlu, termasuk Kanada dan Australia sebagai yang paling jelas."
“Biayanya sedikit lebih mahal tetapi dampak keseluruhan pada harga tidak akan sepenting apa yang terjadi dengan gas misalnya,” katanya, merujuk pada upaya Eropa untuk menghentikan pasokan gas Rusia.
Demikian pula, juru bicara UE Adalbert Jahnz mengatakan tidak ada risiko pasokan dalam krisis saat ini. Meskipun hampir separuh penduduk Niger hidup dengan kurang dari dua dolar Amerika Serikat sehari, negara tersebut telah lama menjadi pemasok penting bijih uranium.
Perusahaan Prancis; Orano—sebelumnya Areva—telah menjadi pemain utama di negara Afrika Barat selama beberapa dekade dan mengoperasikan tambang uranium besar di sana.
Tambang uranium Somair milik perusahaan di Arlit diserang oleh militan terkait Al-Qaeda pada tahun 2013, menewaskan satu orang dan melukai 14 orang, dan lagi pada tahun 2016, meskipun tidak ada korban jiwa dalam serangan terakhir.