Kebakaran Hutan Dahsyat Landa Hawaii, Kemlu: Tidak Ada Korban WNI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Korban tewas akibat kebakaran hutan di Maui, Hawaii , Amerika Serikat (AS) meningkat menjadi 53 orang dan diperkirakan akan terus meningkat. Kebakaran juga menimbulkan kehancuran di kota resor Lahaina yang akan memakan waktu bertahun-tahun dan membutuhkan dana miliaran dolar untuk dibangun kembali.
Terkait peristiwa tersebut, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan kelompok masyarakat Indonesia di Hawaii.
"Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban," kata Kementerian Luar Negeri dalam pesan tertulisnya kepada awak media, Jakarta, Jumat (11/8/2023).
Menurut Kementerian Luar Negeri ada sekitar 600 WNI yang menetap di Hawaii. Kebanyakan bekerja di sektor pariwisata dan menjadi ABK.
"KJRI terus memonitor situasi dan berikan imbauan kepada para WNI," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Kebakaran hutan yang terjadi di Hawaii digambarkan oleh Gubernur Josh Green sebagai bencana alam terburuk dalam sejarah negara bagian itu, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan meratakan sebanyak 1.000 bangunan.
Green mengatakan cakupan bencana akan melampaui tahun 1960, satu tahun setelah Hawaii menjadi negara bagian AS, ketika tsunami menewaskan 61 orang di Pulau Besar Hawaii.
"Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali Lahaina," kata Green dalam konferensi pers, saat para pejabat mulai menyusun rencana untuk menampung para tunawisma baru di hotel dan properti sewaan turis.
"Ini akan menjadi Lahaina baru yang dibangun Maui dengan citranya sendiri dengan nilai-nilainya sendiri," kata Green tentang kota yang menarik 2 juta turis setiap tahun, atau sekitar 80% dari pengunjung pulau itu seperti dikutip dari Reuters.
Terkait peristiwa tersebut, Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan kelompok masyarakat Indonesia di Hawaii.
"Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban," kata Kementerian Luar Negeri dalam pesan tertulisnya kepada awak media, Jakarta, Jumat (11/8/2023).
Menurut Kementerian Luar Negeri ada sekitar 600 WNI yang menetap di Hawaii. Kebanyakan bekerja di sektor pariwisata dan menjadi ABK.
"KJRI terus memonitor situasi dan berikan imbauan kepada para WNI," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri.
Kebakaran hutan yang terjadi di Hawaii digambarkan oleh Gubernur Josh Green sebagai bencana alam terburuk dalam sejarah negara bagian itu, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan meratakan sebanyak 1.000 bangunan.
Green mengatakan cakupan bencana akan melampaui tahun 1960, satu tahun setelah Hawaii menjadi negara bagian AS, ketika tsunami menewaskan 61 orang di Pulau Besar Hawaii.
"Dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali Lahaina," kata Green dalam konferensi pers, saat para pejabat mulai menyusun rencana untuk menampung para tunawisma baru di hotel dan properti sewaan turis.
"Ini akan menjadi Lahaina baru yang dibangun Maui dengan citranya sendiri dengan nilai-nilainya sendiri," kata Green tentang kota yang menarik 2 juta turis setiap tahun, atau sekitar 80% dari pengunjung pulau itu seperti dikutip dari Reuters.
(ian)