Ultimatum untuk Jammeh: Menyerahkan Kekuasaan atau Dipaksa Lengser

Jum'at, 20 Januari 2017 - 16:21 WIB
Ultimatum untuk Jammeh: Menyerahkan Kekuasaan atau Dipaksa Lengser
Ultimatum untuk Jammeh: Menyerahkan Kekuasaan atau Dipaksa Lengser
A A A
BANJUL - Presiden Gambia Yahya Jammeh mendapatkan ultimatum dari sejumlah negara Afrika Barat. Jammeh diberikan dua pilihan, menyerahkan kekuasaan pada Jumat siang atau di copot oleh kekuatan regional yang telah masuk ke negara itu.

Ketua blok regional Afrika Barat ECOWAS, Marcel Alain de Souza mengatakan, jika Jammeh menolak untuk meninggalkan Gambia pada tengah hari maka kekuatan regional akan memaksanya keluar seperti dikutip dari Belfast Telegraph, Jumat (20/1/2017).

Pasukan regional Afrika Barat termasuk tank telah masuk ke Gambia pada Kamis malam setelah Adama Barrow dilantik sebagai presiden baru negara itu. Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk menyetujui intervensi militer oleh pasukan regional.

Barrow, yang memenangkan pemilihan presiden Gambia pada bulan Desember, disumpah di kantor di Kedutaan Besar Gambia di negara tetangga Senegal. Barrow berada di Senegal demi keselamatannya.

Gambia jatuh dalam krisis politik setelah Presiden Al Hadji Yahya Jammeh, yang sudah 22 tahun berkuasa, menolak lengser setelah tidak mengakui kekalahannya dari Barrow dalam pemilu Desember 2016 lalu. Ia bahkan mengumumkan status darurat, sehari sebelum pelantikan presiden terpilih Adama Barrow.

Jammeh semula mengakui kekalahannya dalam pemilu. Tapi, dia mengubah keputusan awal itu dengan tidak mengakui kemenangan rival politiknya, Adama Barrow. Barrow yang semestinya jadi presiden baru telah berada di pengasingan di Senegal untuk mencari keselamatan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4316 seconds (0.1#10.140)