AS Kerahkan 3.000 Tentara ke Timur Tengah, Ini Alasannya

Rabu, 09 Agustus 2023 - 07:26 WIB
loading...
AS Kerahkan 3.000 Tentara ke Timur Tengah, Ini Alasannya
Seorang pelaut Angkatan Laut AS berjaga-jaga di kapal serbu amfibi selama transit melalui Terusan Suez, 6 Agustus 2023. Foto/US Marine Corps/Cpl Nayelly Nieves-Nieves
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan ribuan tentara dan aset angkatan laut tambahan ke Timur Tengah untuk "menghalangi" pasukan Iran.

Sebelumnya, Washington menuduh Teheran melecehkan kapal komersial dan melakukan tindakan "destabilisasi" lainnya.

Armada ke-5 Angkatan Laut AS mengumumkan keputusan tersebut pada Senin (7/8/2023), mencatat lebih dari 3.000 marinir dan pelaut telah tiba di Laut Merah dengan kapal serbu amfibi dan kapal pendaratan dermaga sehari sebelumnya.

“Unit-unit ini menambah fleksibilitas dan kemampuan operasional yang signifikan saat kami bekerja sama dengan mitra internasional untuk mencegah aktivitas yang tidak stabil dan mengurangi ketegangan regional yang disebabkan gangguan Iran dan penyitaan kapal dagang awal tahun ini,” ungkap juru bicara Armada ke-5 Komandan Tim Hawkins kepada The Hill.

“Kapal serbu amfibi yang dikirim dalam pengerahan terbaru, USS Bataan, juga membawa aset udara tambahan,” papar pernyataan Angkatan Laut AS.

Meskipun tidak merinci sistem di dalamnya, militer mengatakan kapal tersebut dapat membawa lebih dari dua lusin pesawat sayap putar dan sayap tetap, termasuk pesawat tilt-rotor Osprey dan jet serang AV-8B Harrier, selain satu kapal pendarat.



USS Carter Hall yang lebih kecil, kapal dok, akan bertindak sebagai kapal pendukung untuk operasi yang melibatkan pendaratan atau serangan amfibi.

Menurut Komando Pusat AS, Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan langkah tersebut pada bulan Juli "sebagai tanggapan atas upaya baru-baru ini oleh Iran untuk menyita kapal komersial" di wilayah tersebut.

Meskipun Washington telah berulang kali menuduh Republik Islam melakukan penyitaan seperti itu sejak 2019, tuduhan tersebut menjadi lebih keras dalam beberapa bulan terakhir, dengan Pentagon mengumumkan beberapa pengerahan baru pada waktu itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1141 seconds (0.1#10.140)