5 Kesalahan Fatal Invasi Rusia di Ukraina, Salah Satunya Terlalu Percaya Diri

Sabtu, 05 Agustus 2023 - 12:02 WIB
loading...
A A A
“Putin tentu berpikir dia memiliki peluang yang lebih baik untuk memecah belah Eropa daripada yang sebenarnya dia lakukan.” kata Clark, "Sebaliknya, dukungan Barat telah disatukan untuk Ukraina."

4. Menyia-nyiakan Senjata

5 Kesalahan Fatal Invasi Rusia di Ukraina, Salah Satunya Terlalu Percaya Diri

Foto/Reuters

Strategi militer Rusia yang cacat telah menyebabkan kegagalan.

“Mereka menghadapi tantangan ini di mana mereka perlu memusatkan amunisi, bahan bakar, dan persediaan lainnya di dekat garis depan, tetapi itu membuat mereka terkena tembakan artileri dan serangan udara Ukraina yang sangat akurat,” kata Clark.

Bantuan sistem roket HIMARS yang dipasok AS memungkinkan Ukraina untuk menghantam puluhan depot amunisi Rusia. HIMARS, yang merupakan singkatan dari Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, adalah salah satu sistem artileri roket tercanggih di dunia, efektif untuk menyerang target diam di area terkonsentrasi.

“Ketika Rusia mencoba dan menempatkan perbekalan mereka lebih jauh dari garis depan di mana mereka tidak dapat diancam oleh pasukan Ukraina, mereka tidak dapat memasok pasukan garis depan mereka dengan baik," ujar Clark.

5. Terlambat dalam Menghadirkan Senjata Modern

5 Kesalahan Fatal Invasi Rusia di Ukraina, Salah Satunya Terlalu Percaya Diri

Foto/Reuters

Tantangan baru bagi Rusia adalah mengganti amunisi yang hancur. “Rusia pasti dapat mengganti peralatan standar [seperti] amunisi, senapan, dan beberapa kendaraan lapis baja dasar.” kata Clark. “Mereka akan benar-benar berjuang untuk mengganti semua peralatan kelas atas yang telah hilang, seperti tank dan rudal canggih, karena biaya sanksi.”

Terlepas dari tantangan ini, Clark mencatat bahwa tekanan masih ada bagi Ukraina untuk melancarkan serangan balasan dan menerima lebih banyak dukungan Barat sebelum Rusia mulai memperbaiki beberapa kesalahannya.

“Dalam jangka panjang, Rusia akan lebih mampu menanggung biaya perang yang berlangsung hingga 2024 atau 2025.”
(ahm)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1448 seconds (0.1#10.140)