5 Kesalahan Fatal Invasi Rusia di Ukraina, Salah Satunya Terlalu Percaya Diri
loading...
A
A
A
2. Meremehkan Perlawanan Tentara Ukraina
Foto/Reuters
Rusia sangat meremehkan kekuatan perlawanan Ukraina, sebuah langkah yang menurut Clark tidak mengejutkan. "Itu tidak masuk akal untuk meremehkan mereka." Sebelum perang, orang Ukraina sendiri menganggap pemerintah tidak efisien dan korup. Parahnya, peringkat popularitas Zelensky hanya mencapai 27%.
“Jika Anda memberi tahu orang-orang bahwa Zelensky bisa menjadi pemimpin perang terhebat sejak Winston Churchill, orang-orang akan menertawakan Anda,” katanya.
Keputusan Zelensky untuk tetap tinggal di Ukraina, dan pidatonya yang berapi-api disampaikan melalui media sosial, menginspirasi banyak orang Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
Tentara Ukraina juga terbukti jauh lebih mudah beradaptasi dari yang diharapkan Rusia. “Rusia pasti meremehkan betapa fleksibelnya militer Ukraina,” kata Clark.
“Sepanjang perang, mereka telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menggiring pasukan terbatas mereka ke tempat yang paling dibutuhkan dan tidak menempatkan mereka dalam pertempuran yang sia-sia, seperti yang telah dilakukan Rusia.”
3. Mengabaikan NATO
Foto/Reuters
Pada Desember 2021, Rusia mengajukan daftar tuntutan ke Barat untuk meredakan ketegangan yang meningkat di Ukraina, termasuk larangan Ukraina memasuki NATO dan pembatasan penempatan pasukan dan senjata ke negara-negara di sisi Timurnya.
Rusia mengharapkan reaksi yang serupa dengan aneksasi Crimea tahun 2014, ketika Amerika Serikat dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Rusia.
Sebaliknya, negara-negara NATO melangkah maju, mengirimkan senjata, amunisi, dan peralatan militer, bersama dengan bantuan miliaran dolar. AS sendiri telah mengirim lebih dari USD24,9 miliar bantuan keamanan ke Ukraina sejak awal invasi.