Putin dan Para Pemimpin Afrika Terbitkan Pernyataan Bersama tentang Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kremlin bersama-sama menerbitkan pernyataan setelah pertemuan bulan lalu antara Presiden Vladimir Putin dan para kepala negara Afrika yang memimpin Inisiatif Perdamaian Afrika.
Pernyataan bersama ini bertujuan untuk menemukan penyelesaian damai konflik Ukraina.
Dalam dokumen yang diposting di situs Kremlin pada Jumat (4/8/2023), kedua belah pihak mengakui kemajuan yang dibuat pada proposal yang dibahas pada pertemuan pertama mereka di bulan Juni.
Secara khusus, mereka menyambut gerakan isu-isu kemanusiaan seperti hak-hak anak-anak “di bidang kegiatan bersenjata”, serta pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.
Putin dan para pemimpin Afrika telah “setuju bahwa upaya kemanusiaan akan terus memberikan hasil lebih lanjut” karena kedua belah pihak terus mendiskusikan prakarsa perdamaian tersebut.
Mereka juga menyerukan langkah-langkah konkret untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia, untuk memungkinkan implementasi penuh inisiatif Laut Hitam yang ditengahi PBB dan melanjutkan kesepakatan pemindahan biji-bijian.
Selain itu, para pemimpin mendesak PBB mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melepaskan 200.000 ton pupuk Rusia yang tertahan di pelabuhan Uni Eropa (UE) untuk pengiriman segera dan gratis ke negara-negara Afrika.
Pernyataan bersama itu muncul setelah Putin bertemu perwakilan tertinggi dari Afrika Selatan, Kongo, Mesir, Komoro, Senegal, Uganda, dan Zambia secara tertutup pada 28 Juli, setelah KTT Rusia-Afrika di St Petersburg, menandai pertemuan kedua mereka selama musim panas.
Saat berbicara dengan para delegasi Afrika, Putin berulang kali menekankan Rusia siap mencari solusi diplomatik untuk Ukraina.
Namun Putin mencatat baik Kiev maupun pendukungnya di AS dan NATO tidak ingin mengadakan pembicaraan dengan Moskow.
Dia juga menekankan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menandatangani dekrit yang secara hukum melarang negosiasi apa pun dengan Rusia saat ini.
Presiden Komoro Azali Assoumani, yang saat ini menjadi ketua Uni Afrika, mengatakan kepada RIA News dalam wawancara pekan lalu bahwa dia dan rekan-rekannya telah mendesak Zelensky duduk di meja perundingan.
Namun, pemimpin Ukraina tampaknya tidak tertarik dalam pembicaraan tanpa syarat tertentu terpenuhi, ungkap Assoumani.
Dia menambahkan, posisi ini "tidak dibenarkan" dan mengalahkan seluruh tujuan negosiasi.
Pernyataan bersama ini bertujuan untuk menemukan penyelesaian damai konflik Ukraina.
Dalam dokumen yang diposting di situs Kremlin pada Jumat (4/8/2023), kedua belah pihak mengakui kemajuan yang dibuat pada proposal yang dibahas pada pertemuan pertama mereka di bulan Juni.
Secara khusus, mereka menyambut gerakan isu-isu kemanusiaan seperti hak-hak anak-anak “di bidang kegiatan bersenjata”, serta pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.
Putin dan para pemimpin Afrika telah “setuju bahwa upaya kemanusiaan akan terus memberikan hasil lebih lanjut” karena kedua belah pihak terus mendiskusikan prakarsa perdamaian tersebut.
Mereka juga menyerukan langkah-langkah konkret untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia, untuk memungkinkan implementasi penuh inisiatif Laut Hitam yang ditengahi PBB dan melanjutkan kesepakatan pemindahan biji-bijian.
Selain itu, para pemimpin mendesak PBB mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melepaskan 200.000 ton pupuk Rusia yang tertahan di pelabuhan Uni Eropa (UE) untuk pengiriman segera dan gratis ke negara-negara Afrika.
Pernyataan bersama itu muncul setelah Putin bertemu perwakilan tertinggi dari Afrika Selatan, Kongo, Mesir, Komoro, Senegal, Uganda, dan Zambia secara tertutup pada 28 Juli, setelah KTT Rusia-Afrika di St Petersburg, menandai pertemuan kedua mereka selama musim panas.
Saat berbicara dengan para delegasi Afrika, Putin berulang kali menekankan Rusia siap mencari solusi diplomatik untuk Ukraina.
Namun Putin mencatat baik Kiev maupun pendukungnya di AS dan NATO tidak ingin mengadakan pembicaraan dengan Moskow.
Dia juga menekankan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menandatangani dekrit yang secara hukum melarang negosiasi apa pun dengan Rusia saat ini.
Presiden Komoro Azali Assoumani, yang saat ini menjadi ketua Uni Afrika, mengatakan kepada RIA News dalam wawancara pekan lalu bahwa dia dan rekan-rekannya telah mendesak Zelensky duduk di meja perundingan.
Namun, pemimpin Ukraina tampaknya tidak tertarik dalam pembicaraan tanpa syarat tertentu terpenuhi, ungkap Assoumani.
Dia menambahkan, posisi ini "tidak dibenarkan" dan mengalahkan seluruh tujuan negosiasi.
(sya)