Rusia Hendak Blokade Laut Hitam Lagi, 7 Kapal Perang NATO Unjuk Kekuatan

Kamis, 03 Agustus 2023 - 07:02 WIB
loading...
Rusia Hendak Blokade...
NATO kerahkan tujuh kapal perang untuk unjuk kekuatan dalam latihan perang di Mediterania di tengah upaya Rusia memblokade kembali Laut Hitam. Foto/NATO MARCOM
A A A
KYIV - Di tengah upaya Rusia memblokade kembali Laut Hitam, tujuh kapal perang NATO dari empat negara unjuk kekuatan dalam latihan perang di Mediterania.

Manuver aliansi pimpinan Amerika Serikat itu berfokus pada simulasi navigasi ladang ranjau yang menantang.

Komando Maritim Sekutu NATO mengatakan tujuh kapal perang tersebut berasal dari empat negara anggota, yakni Italia, Turki, Inggris, dan AS.

Selama latihan perang, kapal-kapal pemburu ranjau mengidentifikasi dan membersihkan jalur melewati ranjau, sementara kapal perang lainnya bertahan dari simulasi serangan udara dan serangan rudal permukaan.



Manuver tujuh kapal perang NATO tersebut sebagai bagian dari Standing NATO Maritime Group 2 (SNMG2) dan Standing NATO Mine Countermeasures Group 2 (SNMCMG2).

Mereka yang terlibat adalah kapal perang TCG Erdek dan TCG Gokceada dari Turki; kapal perang Stromboli ITS, Viareggio ITS, Carabiniere ITS dari Italia; kapal perang HMS Duncan dari Inggris; dan kapal perang USS Ramage dari AS.

"Pemain peran latihan ditempatkan di ladang ranjau yang disimulasikan melintasi chokepoint maritim yang sempit—jalur air yang dibatasi secara navigasi yang secara alami menyalurkan lalu lintas pengiriman pedagang sebagai rute terpendek antara tujuan utama," bunyi pernyataan Komando Maritim Sekutu NATO, yang mengonfirmasi bahwa latihan perang itu telah diselesaikan.

“Ladang ranjau seperti itu merupakan hambatan besar bagi jalur kapal, terutama bila dikombinasikan dengan risiko serangan dari pesawat musuh dan kapal permukaan serangan cepat. Ini juga merupakan skenario realistis yang dihadapi oleh kapal perang atau kapal dagang," lanjut komando tersebut, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (3/8/2023).

“Ada potensi agresor untuk menutup chokepoint maritim melalui penggunaan ranjau laut atau pasukan pesisir, oleh karena itu Angkatan Laut Sekutu harus siap bereaksi untuk menjaga kebebasan navigasi melalui rute pelayaran vital ini.”

Komandan latihan perang Komodor Commodore Paul Stroude mengatakan: "Baik ekonomi dunia dan keberadaan kita sehari-hari sangat bergantung pada pengiriman pedagang. Sangat penting bagi kita untuk dapat menjaga rute strategis ini tetap terbuka sehingga kapal dagang dapat melewatinya dengan aman."

Unjuk kekuatan kapal-kapal perang NATO penyapu ranjau terjadi ketika Rusia mencoba memblokade kembali lalu lintas kapal di Laut Hitam menyusul penarikan dirinya dari kesepakatan biji-bijian "Black Sea Initiative" bulan lalu.

Perjanjian tersebut telah berlaku sejak Juli 2022 untuk melindungi kapal yang membawa produk pertanian penting dari pelabuhan Rusia dan Ukraina. Kyiv dan Moskow membuat kesepakatan terpisah dengan Turki dan PBB untuk memfasilitasi ekspor, memungkinkan sekitar 36 juta ton biji-bijian lewat tanpa hambatan dalam 12 bulan berikutnya.

Kremlin—yang telah membatasi pengiriman via Laut Hitam meskipun ada kesepakatan—mengumumkan tidak akan lagi mematuhi inisiatif tersebut setelah serangan bulan Juli oleh Ukraina terhadap Jembatan Selat Kerch atau Jembatan Crimea.

Setiap kapal sipil yang menuju ke pelabuhan Ukraina, kata Moskow, akan dianggap sebagai target militer potensial.

Pejabat Barat dan Ukraina telah memperingatkan bahwa Armada Laut Hitam Rusia mungkin menargetkan kapal sipil. Gedung Putih mengatakan pada pertengahan Juli bahwa pasukan Rusia telah meletakkan ranjau laut baru di dekat pelabuhan Ukraina.

Enam kapal berhasil menerobos blokade awal pekan ini, menuju Laut Hitam dan menuju pelabuhan Ukraina di sungai Danube. Mereka melaju di bawah pengawasan pesawat pengintai AS.

Tetapi Rusia melanjutkan serangannya terhadap infrastruktur pelabuhan Ukraina, dan pada Selasa malam melancarkan serangan pesawat tak berawak ke fasilitas penyimpanan biji-bijian di Danube, dekat perbatasan Rumania.

NATO, sementara itu, mengatakan akan meningkatkan jumlah penerbangan patroli Angkatan Udara dan penyebaran drone di Laut Hitam, mencatat bahwa upaya Rusia untuk menerapkan kembali blokadenya telah menciptakan risiko baru untuk salah perhitungan dan eskalasi.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2477 seconds (0.1#10.140)