5 Fakta Pemilu Negara Bagian di Malaysia, antara Mengumbar Janji dan Menjual Retorika Agama-Ras
loading...
A
A
A
“Sangat tidak mungkin mayoritas pemilih akan memutuskan berdasarkan manifesto masing-masing melainkan pada kepribadian dan retorika emosional,” tambahnya.
Analis politik James Chin, Profesor Studi Asia di University of Tasmania dan Rekan Senior di Institut Jeffrey Cheah di Asia Tenggara, menggemakan sentimen serupa.
Dia mengatakan kepada CNA: “Manifesto pemilu tidak penting dalam skema keseluruhan dalam politik Malaysia. Orang-orang hanya melihat halaman depan surat kabar dan mempertimbangkan berita utama yang besar tetapi bukan detail spesifik dari manifesto tersebut.
Foto/CNA
Lim Guan Eng, ketua partai komponen PH Partai Aksi Demokratik (DAP), mengakui bahwa berbicara tentang program ekonomi “tidak begitu menarik bagi pemilih dibandingkan dengan pidato berapi-api yang menyentuh ras dan agama”.
Namun, mantan menteri keuangan Malaysia dan mantan kepala menteri Penang menyatakan bahwa itu adalah langkah yang tepat bagi PH-BN untuk mencatat janji pemilu.
“Pada akhirnya, Anda berbicara tentang batu bata dan mortir. Perekonomian, negara dibangun di atas batu bata dan mortir, selangkah demi selangkah, dengan susah payah dan rajin. Jadi ini adalah sesuatu yang akan dilakukan oleh pemerintah yang bertanggung jawab,” katanya kepada CNA.
Foto/CNA
Di negara bagian Pantai Timur Malaysia, PAS diperkirakan akan menunjukkan hasil yang kuat dalam pemilu mendatang
Analis juga mengatakan pemilih di jantung pedesaan lebih cenderung dibujuk oleh retorika ras dan agama, daripada debat kebijakan.
Dalam pengumuman manifestonya untuk Kelantan, kepala menteri sementara negara bagian Ahmad Yakob mendaftarkan 18 program yang berpusat pada pembangunan sosial-ekonomi dan penyediaan air bersih.
“Yang kami tawarkan juga sesuai dengan kemampuan negara setelah melakukan pembahasan, dan berharap masyarakat tetap mempertahankan aturan PAS di Kelantan,” ujarnya seperti dikutip dari Berita Harian.
Analis politik James Chin, Profesor Studi Asia di University of Tasmania dan Rekan Senior di Institut Jeffrey Cheah di Asia Tenggara, menggemakan sentimen serupa.
Dia mengatakan kepada CNA: “Manifesto pemilu tidak penting dalam skema keseluruhan dalam politik Malaysia. Orang-orang hanya melihat halaman depan surat kabar dan mempertimbangkan berita utama yang besar tetapi bukan detail spesifik dari manifesto tersebut.
2. Permainan Emosi Lebih Utama
Foto/CNA
Lim Guan Eng, ketua partai komponen PH Partai Aksi Demokratik (DAP), mengakui bahwa berbicara tentang program ekonomi “tidak begitu menarik bagi pemilih dibandingkan dengan pidato berapi-api yang menyentuh ras dan agama”.
Namun, mantan menteri keuangan Malaysia dan mantan kepala menteri Penang menyatakan bahwa itu adalah langkah yang tepat bagi PH-BN untuk mencatat janji pemilu.
“Pada akhirnya, Anda berbicara tentang batu bata dan mortir. Perekonomian, negara dibangun di atas batu bata dan mortir, selangkah demi selangkah, dengan susah payah dan rajin. Jadi ini adalah sesuatu yang akan dilakukan oleh pemerintah yang bertanggung jawab,” katanya kepada CNA.
3. Retorika Agama Jadi Hal Utama
Foto/CNA
Di negara bagian Pantai Timur Malaysia, PAS diperkirakan akan menunjukkan hasil yang kuat dalam pemilu mendatang
Analis juga mengatakan pemilih di jantung pedesaan lebih cenderung dibujuk oleh retorika ras dan agama, daripada debat kebijakan.
Dalam pengumuman manifestonya untuk Kelantan, kepala menteri sementara negara bagian Ahmad Yakob mendaftarkan 18 program yang berpusat pada pembangunan sosial-ekonomi dan penyediaan air bersih.
“Yang kami tawarkan juga sesuai dengan kemampuan negara setelah melakukan pembahasan, dan berharap masyarakat tetap mempertahankan aturan PAS di Kelantan,” ujarnya seperti dikutip dari Berita Harian.