Turki Peringati 697 Tahun Meninggalnya Osman Ghazi, Pendiri Kekaisaran Ottoman

Rabu, 02 Agustus 2023 - 06:12 WIB
loading...
Turki Peringati 697 Tahun Meninggalnya Osman Ghazi, Pendiri Kekaisaran Ottoman
Bulan purnama terbit di atas Masjid Kocatepe di Ankara, Turki, pada 31 Juli 2023. Foto/Harun Ozalp/Anadolu Agency
A A A
ANKARA - Selasa (1/8/2023) menandai peringatan 697 tahun wafatnya Osman Ghazi, pendiri dan penguasa pertama Kekaisaran Ottoman.

Kekaisaran itu pada akhirnya akan tumbuh menjadi kekuatan dunia yang luas dan berpengaruh, menurut laporan Anadolu Agency.

Osman I, juga dikenal sebagai Osman Ghazi, adalah pemimpin suku Kayi. Dia mendirikan Dinasti Utsmaniyah pada akhir abad ke-13 di Sogut, wilayah di Turki barat laut saat ini. Dinasti itu kemudian berkembang dan bangkit menjadi Kesultanan Utsmaniyah.

Kesultanan itu didirikan pada tahun 1299 oleh orang Turki Muslim Oghuz di distrik Sogut saat ini, di provinsi Bilecik barat Turki yang dipimpin oleh Osman Ghazi (pejuang).

Kesultanan Utsmaniyah secara bertahap menjadi kekuatan dunia yang mencakup Afrika, Asia dan Eropa, bertahan lebih dari 600 tahun, dan menguasai pengaruh atas Timur Tengah, Balkan dan dunia.

Osman I adalah pengikut Seljuk yang memerintah dari ibu kota Konya di tengah Turki. Dia kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya dan mulai mengambil alih tanah Bizantium pada tahun 1299, setelah disintegrasi dinasti Seljuk.

Osman I, keturunan suku Kayi, mendirikan kerajaan kecil, dan membentuk tatanan baru di wilayah tersebut. Kata Ottoman berasal dari nama Osman.

Latar Sejarah


Orang-orang Turki Muslim Oghuz yang bermigrasi dari Asia Tengah mendirikan dinasti Seljuk, yang dikenal sebagai Kekaisaran Seljuk Besar, yang meliputi Mesopotamia, Suriah, Palestina, dan Iran modern pada pertengahan abad ke-11.

Dalam Pertempuran Manzikert 1071, Turki Seljuk mengalahkan tentara Bizantium dan membuka Anatolia untuk dominasi Turki.

Pada awal abad ke-12, suku-suku Turki tersebar di sebagian besar Anatolia. Bahkan Perang Salib, antara 1095 dan 1291, dan invasi Mongol pada abad ke-13 tidak dapat menggusur orang Turki dari tanah air baru mereka.

Setelah Mongol mengalahkan Seljuk pada tahun 1293, wilayah Seljuk dengan cepat terbagi menjadi beberapa beylik kecil, dipimpin secara terpisah oleh berbagai suku, termasuk Kayi.

Memanfaatkan disintegrasi dinasti Seljuk, Osman I dengan cepat memperluas wilayahnya melalui Anatolia.

Ottoman, pada saat itu, adalah saingan utama Kekaisaran Bizantium, yang berbasis di kota Konstantinopel, sekarang Istanbul, kira-kira 150 kilometer (sekitar 93 mil) barat laut Sogut di sisi lain Laut Marmara.

Awal Mula


Lahir pada tahun 1258 di Sogut, Osman adalah putra dari Ertugrul, seorang kepala suku dari suku Kayi di bawah komando Seljuk, dan cucu dari Suleyman Shah, keduanya dari suku Kayi di Turki Oghuz.

Setelah kematian ayahnya pada tahun 1280, Osman mewarisi posisinya sebagai bey, atau kepala suku, membentuk pasukannya, dan mulai bergerak menuju permukiman-permukiman kecil di wilayah Bizantium.

Pada 1298, Osman merebut kota Yarhisar, serta Bilecik, di mana dia memindahkan pusat kerajaannya.

Dia menguasai wilayah Inegol pada tahun 1299 dan khotbah disampaikan atas namanya di kastil Karacahisar. Ini diterima secara luas sebagai tanggal ketika Kekaisaran Ottoman didirikan.

Osman mengepung kota Iznik (juga dikenal sebagai Nicea) pada tahun 1301 dan di Bursa, setahun kemudian.

Iznik yang dibentengi dengan tembok kota dan dilindungi oleh garnisun besar sebagai pusat administrasi penting dan bekas ibu kota Bizantium, ditaklukkan pada tahun 1330.

Karena sakit, dia menyerahkan kepemimpinan kerajaan kepada putranya Orhan Ghazi pada tahun 1324. Osman I meninggal tepat sebelum kota Bursa direbut pada tahun 1326, setelah pengepungan selama 24 tahun.

Pada akhir masa pemerintahannya, Osman hampir menggandakan ukuran kerajaan Ottoman. Keinginan terakhirnya sebagai penguasa adalah merebut Bursa.

Jenazah Osman Bey dimakamkan di Sogut dan dimakamkan kembali di Bursa pada tahun 1326, sesuai dengan wasiatnya.

Ayah dari tujuh putra, Osman menikah dua kali dalam hidupnya. Menggantikannya, putranya Orhan Ghazi merebut lebih banyak kota besar di Turki barat laut saat ini.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1278 seconds (0.1#10.140)