PM Israel Benjamin Netanyahu: Krisis Reformasi Peradilan Tak akan Jadi Perang Saudara

Rabu, 02 Agustus 2023 - 01:01 WIB
loading...
PM Israel Benjamin Netanyahu:...
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Foto/sputnik
A A A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak percaya krisis sosial-ekonomi yang sedang berlangsung di negara itu, dapat meningkat menjadi perang saudara.

Krisis itu dipicu reformasi peradilan yang kontroversial. Potensi perang saudara itu dikhawatirkan oleh presiden Israel.

"Tidak akan ada perang saudara, saya jamin itu," tegas Netanyahu kepada media dalam wawancara Senin (31/7/2023).

Dia menambahkan, "Ketika debu mereda, orang akan melihat bahwa demokrasi Israel telah diperkuat dan tidak melemah. Dan saya pikir ketakutan orang, bahwa itu telah terjadi, dipicu, dicambuk, akan mereda dan mereka akan melihat Israel sama demokratisnya seperti sebelumnya, bahkan lebih demokratis."

Perdana menteri menyatakan reformasi yudisial, yang diusulkan oleh pemerintahnya, “memberikan koreksi atas ketidakseimbangan dalam demokrasi Israel, di mana yudikatif merebut semua kekuasaan cabang eksekutif dan legislatif."

Pada Maret, setelah berbulan-bulan upaya sia-sia mencapai kompromi pada reformasi peradilan antara koalisi yang berkuasa dan oposisi, Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan krisis tersebut, jika tidak diselesaikan, dapat menyebabkan "perang saudara yang nyata".



Sejak Januari, Israel dicengkeram protes massa yang dipicu reformasi tersebut. Banyak pihak melihat reformasi itu sebagai upaya pemerintah mengurangi pertanggungjawabannya di hadapan Mahkamah Agung.

Penyelenggara memperkirakan beberapa aksi unjuk rasa mengumpulkan lebih dari 500.000 peserta. Protes sering disertai dengan penahanan, penutupan jalan dan bentrokan dengan polisi.

Pada 24 Juli, parlemen Israel mengesahkan undang-undang yang merupakan komponen kunci dari reformasi peradilan Netanyahu.

Semua anggota parlemen oposisi memboikot pemungutan suara, dan gelombang protes massa baru pun terjadi.

RUU tersebut membatalkan hak Mahkamah Agung untuk meninjau dan membatalkan keputusan dan penunjukan pemerintah tertentu. RUU itu oleh pihak oposisi dilihat sebagai perlindungan terhadap penyalahgunaan kekuasaan.

Reformasi yudisial berupaya membatasi kekuasaan Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pemerintah dengan menyatakannya tidak masuk akal dan memberikan suara lebih banyak kepada Mahkamah Agung dalam mengangkat hakim.

Pendukung reformasi mengatakan bahwa RUU merupakan langkah penting untuk memungkinkan pejabat terpilih menjalankan kebijakan demi kepentingan penduduk yang memilih mereka.

Pada saat yang sama, para kritikus berpendapat reformasi merusak demokrasi negara dan memungkinkan pengambilan keputusan yang sewenang-wenang, radikal, atau korup.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Fakta Ledakan Pelabuhan...
3 Fakta Ledakan Pelabuhan Iran yang Menggemparkan, Benarkah Ada Keterlibatan Israel?
Ledakan Dahsyat Pelabuhan...
Ledakan Dahsyat Pelabuhan Iran Tewaskan 40 Orang dan 1.242 Luka, Ini Respons Khamenei
Presiden Palestina Mahmoud...
Presiden Palestina Mahmoud Abbas Tunjuk Calon Penggantinya setelah Berkuasa 21 Tahun
Gulingkan Assad, Ahmed...
Gulingkan Assad, Ahmed al-Sharaa Ingin Suriah Normalisasi Hubungan dengan Israel
Ledakan Dahsyat Guncang...
Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Iran, 14 Orang Tewas, Lebih dari 750 Luka
Houthi Klaim Rudal Hipersoniknya...
Houthi Klaim Rudal Hipersoniknya Serang Pangkalan Jet Tempur Siluman F-35 Israel
Trump Ingatkan Netanyahu:...
Trump Ingatkan Netanyahu: Baik-baiklah kepada Warga Gaza yang Menderita
Mengenal Genevieve Jeanningros,...
Mengenal Genevieve Jeanningros, Biarawati yang Terobos Protokol Vatikan Demi Melihat Jenazah Paus
Ngeri! Siswa SMA Ngamuk...
Ngeri! Siswa SMA Ngamuk di Kelas Tusuk 5 Orang termasuk Kepala Sekolah
Rekomendasi
Kronologi Yuke Dewa...
Kronologi Yuke Dewa 19 Diduga Tabrak Anak Kecil di Tasikmalaya, Beri Bantuan Rp10 Juta
Wuling Bakal Kenalkan...
Wuling Bakal Kenalkan Sunshine EV di PEVS 2025? Bisa untuk Food Truck hingga Antar Barang!
Jampidsus Kembalikan...
Jampidsus Kembalikan 47.000 Hektare Sawit Ilegal, Sahroni: Langkah Konkret Pemulihan Kerugian Negara
Berita Terkini
Spanyol dan Portugal...
Spanyol dan Portugal Lumpuh, Kereta Api Macet, Transaksi Hanya dengan Uang Tunai
1 jam yang lalu
Putin Umumkan Gencatan...
Putin Umumkan Gencatan Senjata 3 Hari untuk Perayaan Kemenangan Perang Dunia II
2 jam yang lalu
Pendaki Asal China Mendaki...
Pendaki Asal China Mendaki Gunung Fuji hanya untuk Mencari Ponselnya yang Hilang
3 jam yang lalu
Akibat Ulah Trump, Rakyat...
Akibat Ulah Trump, Rakyat AS Kini Bergantung pada Paylater untuk Belanja Sembako
4 jam yang lalu
Kim Jong-un Janji Bangun...
Kim Jong-un Janji Bangun Monumen bagi Tentaranya yang Gugur di Perang Rusia
5 jam yang lalu
Daftar 9 Salon Pengganti...
Daftar 9 Salon Pengganti Paus Fransiskus, Salah Satunya Kardinal yang Berulang Kali Mengungjungi Gaza
6 jam yang lalu
Infografis
Jerman Persiapkan Anak-anak...
Jerman Persiapkan Anak-anak Hadapi Krisis Perang Dunia III
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved