Kapal Induk Ronald Reagan Dikerahkan dalam Latihan Perang 13 Negara Termasuk Indonesia
loading...
A
A
A
Ditembakkan dari sistem yang dipasang di truk di Beecroft Weapons Range di New South Wales, rudal dengan jangkauan 200 kilometer, yang tidak termasuk hulu ledak, diluncurkan ke sasaran tak berawak di Area Latihan Australia Timur di lepas pantai Teluk Jervis.
Jepang telah mulai mengerjakan varian yang lebih baik dari sistem rudal Type-12 yang diluncurkan dari darat untuk mempertahankan pulau-pulau terpencil di barat daya dengan lebih baik. Versi rudal yang dibawa kapal dan jarak jauh yang bisa mencapai 1.000 kilometer diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2026. Pada saat yang sama, Tokyo merencanakan varian jangkauan 1.500 kilometer lainnya dan versi yang diluncurkan dari udara.
Menurut sebuah laporan di Japan Times, tes tersebut menggunakan data penargetan yang dikumpulkan dari penerbangan luar negeri pertama Scan Eagle II milik GSDF.
Sebelum penembakan, Kepala Staf GSDF Jenderal Yasunori Morishita mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC) bahwa Tokyo sedang meningkatkan kerja sama pertahanan dengan negara-negara yang berpikiran sama untuk membantu mempertahankan dan memperkuat Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
“Dengan melakukan penembakan rudal, GSDF memanfaatkan ruang yang relatif terbuka di lepas pantai Teluk Jervis, berlawanan dengan perairan ramai di sekitar Jepang,” kata Guy Boekenstein, penasihat Indo-Pasifik dari Cognoscenti Group, kepada Japan Times.
“Peluncuran tersebut tidak hanya menunjukkan bagaimana hubungan pertahanan Jepang-Australia semakin matang tetapi juga membantu masyarakat di kedua negara terbiasa melihat militer mereka bekerja lebih dekat dan mungkin suatu hari menjadi sekutu formal,” imbuh dia.
Brigadir Damian Hill, direktur latihan Talisman Saber, menggambarkan langkah tersebut sebagai contoh lain bagaimana kemitraan kedua negara terus tumbuh dan semakin dalam.
“Australia dan Jepang bekerja sama secara erat untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang aman, tangguh, dan makmur. Kami melakukan latihan militer dengan Jepang dan mitra lainnya secara teratur, tetapi Latihan Talisman Saber adalah kesempatan yang baik untuk melakukan kegiatan pelatihan yang lebih kompleks bersama, seperti penembakan rudal ini,” papar Hill.
Selain demonstrasi rudal Type-12, unit GSDF juga diharapkan berpartisipasi dalam latihan amfibi dan anti-udara, yang terakhir akan mencakup penembakan sistem pertahanan udara jarak menengah Type 03.
"Tujuan menyeluruh adalah untuk menggunakan lingkungan pelatihan Australia yang sangat baik untuk mengembangkan kemampuan operasional, keterampilan taktis, dan interoperabilitas dalam operasi yang terintegrasi secara multilateral,” kata GSDF.
Jepang telah mulai mengerjakan varian yang lebih baik dari sistem rudal Type-12 yang diluncurkan dari darat untuk mempertahankan pulau-pulau terpencil di barat daya dengan lebih baik. Versi rudal yang dibawa kapal dan jarak jauh yang bisa mencapai 1.000 kilometer diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2026. Pada saat yang sama, Tokyo merencanakan varian jangkauan 1.500 kilometer lainnya dan versi yang diluncurkan dari udara.
Menurut sebuah laporan di Japan Times, tes tersebut menggunakan data penargetan yang dikumpulkan dari penerbangan luar negeri pertama Scan Eagle II milik GSDF.
Sebelum penembakan, Kepala Staf GSDF Jenderal Yasunori Morishita mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC) bahwa Tokyo sedang meningkatkan kerja sama pertahanan dengan negara-negara yang berpikiran sama untuk membantu mempertahankan dan memperkuat Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
“Dengan melakukan penembakan rudal, GSDF memanfaatkan ruang yang relatif terbuka di lepas pantai Teluk Jervis, berlawanan dengan perairan ramai di sekitar Jepang,” kata Guy Boekenstein, penasihat Indo-Pasifik dari Cognoscenti Group, kepada Japan Times.
“Peluncuran tersebut tidak hanya menunjukkan bagaimana hubungan pertahanan Jepang-Australia semakin matang tetapi juga membantu masyarakat di kedua negara terbiasa melihat militer mereka bekerja lebih dekat dan mungkin suatu hari menjadi sekutu formal,” imbuh dia.
Brigadir Damian Hill, direktur latihan Talisman Saber, menggambarkan langkah tersebut sebagai contoh lain bagaimana kemitraan kedua negara terus tumbuh dan semakin dalam.
“Australia dan Jepang bekerja sama secara erat untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang aman, tangguh, dan makmur. Kami melakukan latihan militer dengan Jepang dan mitra lainnya secara teratur, tetapi Latihan Talisman Saber adalah kesempatan yang baik untuk melakukan kegiatan pelatihan yang lebih kompleks bersama, seperti penembakan rudal ini,” papar Hill.
Selain demonstrasi rudal Type-12, unit GSDF juga diharapkan berpartisipasi dalam latihan amfibi dan anti-udara, yang terakhir akan mencakup penembakan sistem pertahanan udara jarak menengah Type 03.
"Tujuan menyeluruh adalah untuk menggunakan lingkungan pelatihan Australia yang sangat baik untuk mengembangkan kemampuan operasional, keterampilan taktis, dan interoperabilitas dalam operasi yang terintegrasi secara multilateral,” kata GSDF.