Fadli Zon: BKSAP DPR RI Kutuk Keras Aksi Provokatif Itamar Ben-Gvir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Israel kembali melecehkan komunitas internasional melalui aksi provokatif yang dilakukan oleh Menteri Keamanan Nasional-nya, Itamar Ben-Gvir.
Tokoh sayap kanan yang sejak lama dikenal sebagai pendukung ekstremisme dan terorisme Zionis tersebut pada Kamis (27/7/2023) telah membuat marah dunia karena membawa ribuan ekstremis Yahudi untuk merayakan ibadah puasa tahunan Tisha B'Av di kompleks Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat suci bagi umat Islam.
"BKSAP DPR RI mengutuk keras aksi provokatif Ben-Gvir yang telah memperuncing konflik dan membahayakan status quo di situs bersejarah dan suci yang ada di Kota Yerusalem tersebut," kata Fadli Zon, Ketua BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen) DPR RI.
"Kita melihat bahwa aksi biadab tersebut bukan hanya telah dikecam oleh dunia Islam, melainkan juga oleh dunia Barat, yang menandakan jaksi tersebut memang telah melecehkan komunitas internasional secara keseluruhan," tambah Fadli Zon yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden The League of Parliamentarians for Al Quds.
Orang-orang Zionis menyebut kompleks Al Aqsa sebagai Temple Mount. Di dalam kompleks itu, selain berdiri Masjid Al Aqsa berdiri sejumlah situs suci seperti Dome of the Rock. Di bagian luar ada Tembok Ratapan yang menjadi tempat suci bagi orang Yahudi. Sehingga secara tradisional orang Yahudi biasa pergi mengunjungi Tembok Ratapan, yang berada di tembok luar kompleks Al-Aqsa, termasuk ketika perayaan Tisha B'Av.
Namun, Israel juga mengetahui bahwa sejak 1967 umat Islam adalah satu-satunya pihak yang mempunyai hak untuk beribadah di Komplek al Aqsa, sementara penganut agama lain, termasuk Yahudi, hanya bisa berkunjung saja, tak boleh beribadah di sana. Ini adalah hasil dari perjanjian internasional yang dihormati sebagai status quo agar konflik Israel-Palestina tidak terus meruncing. Pelanggaran terhadapnya merupakan bentuk pelecehan terhadap komunitas internasional.
Belakangan, pemerintah Israel telah melanggar status quo tersebut dengan memperbolehkan orang-orang Yahudi datang ke kompleks Al-Aqsa untuk beribadah. Tindakan provokatif semacam itu jelas telah menjadikan Al-Aqsa sebagai bara api panas di tengah perseteruan Israel-Palestina.
Celakanya, pelecehan terhadap komunitas internasional ini bukan kali pertama dilakukan Itamar Ben-Gvir. Aksi premanisme yang dilakukannya di Al-Aqsa hari Kamis kemarin adalah yang ketiga kalinya.
Aksi Ben-Gvir ini sepertinya mewakili watak rezim Presiden Benjamin Netanyahu yang anti-perdamaian dan mendukung ekstremisme Yahudi. Banyak gestur rezim ini yang menunjukkan hal itu, bahwa mereka memang sengaja ingin melawan dunia internasional.
Tokoh sayap kanan yang sejak lama dikenal sebagai pendukung ekstremisme dan terorisme Zionis tersebut pada Kamis (27/7/2023) telah membuat marah dunia karena membawa ribuan ekstremis Yahudi untuk merayakan ibadah puasa tahunan Tisha B'Av di kompleks Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat suci bagi umat Islam.
"BKSAP DPR RI mengutuk keras aksi provokatif Ben-Gvir yang telah memperuncing konflik dan membahayakan status quo di situs bersejarah dan suci yang ada di Kota Yerusalem tersebut," kata Fadli Zon, Ketua BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen) DPR RI.
"Kita melihat bahwa aksi biadab tersebut bukan hanya telah dikecam oleh dunia Islam, melainkan juga oleh dunia Barat, yang menandakan jaksi tersebut memang telah melecehkan komunitas internasional secara keseluruhan," tambah Fadli Zon yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden The League of Parliamentarians for Al Quds.
Orang-orang Zionis menyebut kompleks Al Aqsa sebagai Temple Mount. Di dalam kompleks itu, selain berdiri Masjid Al Aqsa berdiri sejumlah situs suci seperti Dome of the Rock. Di bagian luar ada Tembok Ratapan yang menjadi tempat suci bagi orang Yahudi. Sehingga secara tradisional orang Yahudi biasa pergi mengunjungi Tembok Ratapan, yang berada di tembok luar kompleks Al-Aqsa, termasuk ketika perayaan Tisha B'Av.
Namun, Israel juga mengetahui bahwa sejak 1967 umat Islam adalah satu-satunya pihak yang mempunyai hak untuk beribadah di Komplek al Aqsa, sementara penganut agama lain, termasuk Yahudi, hanya bisa berkunjung saja, tak boleh beribadah di sana. Ini adalah hasil dari perjanjian internasional yang dihormati sebagai status quo agar konflik Israel-Palestina tidak terus meruncing. Pelanggaran terhadapnya merupakan bentuk pelecehan terhadap komunitas internasional.
Baca Juga
Belakangan, pemerintah Israel telah melanggar status quo tersebut dengan memperbolehkan orang-orang Yahudi datang ke kompleks Al-Aqsa untuk beribadah. Tindakan provokatif semacam itu jelas telah menjadikan Al-Aqsa sebagai bara api panas di tengah perseteruan Israel-Palestina.
Celakanya, pelecehan terhadap komunitas internasional ini bukan kali pertama dilakukan Itamar Ben-Gvir. Aksi premanisme yang dilakukannya di Al-Aqsa hari Kamis kemarin adalah yang ketiga kalinya.
Aksi Ben-Gvir ini sepertinya mewakili watak rezim Presiden Benjamin Netanyahu yang anti-perdamaian dan mendukung ekstremisme Yahudi. Banyak gestur rezim ini yang menunjukkan hal itu, bahwa mereka memang sengaja ingin melawan dunia internasional.