Para Pemimpin Afrika Desak Putin Pertimbangkan Rencana Perdamaian Ukraina

Sabtu, 29 Juli 2023 - 07:36 WIB
loading...
Para Pemimpin Afrika...
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Republik Afrika Tengah Faustin-Archange Touadera bertemu di sela-sela KTT Rusia-Afrika di Saint Petersburg. Foto/Mikhail Metzel/TASS Host Photo Agency via REUTERS
A A A
MOSKOW - Para pemimpin Afrika yang menghadiri KTT Rusia-Afrika meminta Presiden Vladimir Putin untuk menerima rencana perdamaian mereka buat Ukraina dan mengembalikan perjanjian ekspor biji-bijian Laut Hitam.

"Perang ini harus diakhiri. Dan itu hanya bisa diakhiri atas dasar keadilan dan akal sehat," kata Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat kepada Putin dan para pemimpin Afrika di St Petersburg.

"Gangguan pasokan energi dan biji-bijian harus segera diakhiri. Kesepakatan biji-bijian harus diperluas untuk kepentingan semua orang di dunia, khususnya orang Afrika," imbuhnya seperti dikutip dari DW, Sabtu (29/7/2023).

KTT itu terjadi ketika Rusia dan Barat bersaing untuk mendapatkan pengaruh di benua Afrika, yang merupakan blok pemungutan suara terbesar di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Blok tersebut lebih terpecah daripada yang lain dalam resolusi kritis terhadap tindakan Rusia di Ukraina.

Putin mencoba menampilkan KTT itu sebagai pertunjukan dukungan Afrika untuk negaranya, memuji peran benua itu dalam tatanan dunia multipolar yang baru muncul.

"Era hegemoni satu atau beberapa negara sedang surut ke masa lalu, meskipun bukan tanpa perlawanan dari mereka yang terbiasa dengan keunikan dan monopoli mereka sendiri dalam urusan global," katanya.

Dari 54 negara Afrika, hanya 17 kepala negara yang menghadiri KTT tersebut, dibandingkan dengan 43 kepala negara pada KTT pertama tahun 2019.



Para pemimpin Afrika sebelumnya telah mempresentasikan rencana perdamaian mereka kepada Putin bulan lalu. Itu terdiri dari beberapa langkah untuk meredakan konflik.

Itu termasuk penarikan Rusia dari Ukraina, penghapusan senjata nuklir taktis Rusia dari Belarusia, penangguhan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Putin, dan pencabutan sanksi Barat terhadap Rusia.

Pada hari Jumat, Putin mengatakan Moskow sedang menganalisis proposal perdamaian itu.

“Ini adalah masalah akut, dan kami tidak menghindari pertimbangannya,” kata pemimpin Rusia itu.

Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso mengatakan inisiatif Afrika pantas mendapat perhatian, tidak boleh diremehkan.

"Kami sekali lagi mendesak pemulihan perdamaian di Eropa," tambahnya.

Para pemimpin dan perwakilan Afrika juga menyerukan kebangkitan kesepakatan biji-bijian yang didukung PBB yang memungkinkan pengiriman biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam meskipun terjadi pertempuran.

Kesepakatan itu, yang berakhir setelah satu tahun pada pekan lalu, ditinggalkan oleh Moskow karena menolak memperbaruinya dengan mengatakan ekspornya sendiri ditahan.

Berbicara pada hari Jumat, Putin memperbarui janjinya untuk terus memasok Afrika dengan biji-bijian dan produk pertanian lainnya.

Selama pembukaan KTT pada hari Kamis, Moskow menjanjikan 25.000 hingga 50.000 ton biji-bijian Rusia ke Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Eritrea, dan Republik Afrika Tengah masing-masing dalam tiga hingga empat bulan ke depan.



Di bawah kesepakatan biji-bijian yang sekarang dihentikan, Program Pangan Dunia PBB mengirimkan 725.000 ton biji-bijian ke beberapa negara, termasuk Somalia.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menanggapi janji biji-bijian Putin, menekankan bahwa sumbangan biji-bijian tidak dapat mengimbangi kesepakatan itu.

"Gangguan pasokan energi dan biji-bijian harus segera diakhiri," kata Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat di St Petersburg.

"Kesepakatan biji-bijian harus diperluas untuk kepentingan semua orang di dunia, khususnya orang Afrika," imbuhnya.

Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi, yang negaranya adalah importir biji-bijian utama, juga menegaskan kembali seruan untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.

Sementara itu, Moskow mengumumkan penandatanganan perjanjian kerja sama militer dengan lebih dari 40 negara Afrika untuk memperkuat kemampuan pertahanan benua itu. Putin mengatakan negara-negara Afrika menerima berbagai macam senjata dan teknologi, beberapa di antaranya secara cuma-cuma.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)