Oktober, Vladimir Putin Akan Sambangi China
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk mengunjungi China pada bulan Oktober. Hal itu diumumkan seorang pejabat tinggi Kremlin.
Kantor berita Rusia mengutip penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, yang mengatakan perjalanan itu akan bertepatan dengan forum "Satu Sabuk, Satu Jalan" di China. Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing melibatkan proyek infrastruktur untuk menghubungkan Asia dengan negara-negara Eropa dan Afrika.
Ushakov mengatakan Putin juga berencana melakukan perjalanan ke Turki untuk memenuhi janji kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, meskipun tanggal kunjungan itu belum diputuskan.
Selain itu, Kremin menerima undangan bagi Putin untuk berpartisipasi dalam KTT Kelompok 20 di India pada bulan September, katanya. Kehadiran langsung pemimpin Rusia belum dikesampingkan, meskipun format partisipasi Putin masih "tidak jelas", kata Ushakov seperti dilansir dari The Washington Times, Rabu (26/7/2023).
Pengumuman rencana perjalanan Putin datang beberapa hari setelah para pejabat Afrika Selatan mengatakan dia telah setuju untuk melewatkan pertemuan puncak ekonomi di negara mereka bulan depan karena surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadapnya. ICC menuduh Putin bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina.
Sebagai penandatangan perjanjian yang membentuk pengadilan internasional, Afrika Selatan akan diwajibkan untuk menangkap pemimpin Rusia itu jika dia menginjakkan kaki di sana atau berada dalam posisi mengabaikan tanggung jawabnya.
Menjauh dari KTT dapat dianggap memalukan bagi Putin, yang sekarang diharapkan menjadi satu-satunya pemimpin negara di blok ekonomi berkembang BRICS yang tidak hadir. Moskow telah menolak surat perintah tersebut dan mengatakan tidak mengakui yurisdiksi ICC.
China, Turki, dan India bukan penandatangan Statuta Roma, sehingga Putin dapat melakukan perjalanan ke negara-negara tersebut dengan lebih mudah.
Kantor berita Rusia mengutip penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, yang mengatakan perjalanan itu akan bertepatan dengan forum "Satu Sabuk, Satu Jalan" di China. Inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing melibatkan proyek infrastruktur untuk menghubungkan Asia dengan negara-negara Eropa dan Afrika.
Ushakov mengatakan Putin juga berencana melakukan perjalanan ke Turki untuk memenuhi janji kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, meskipun tanggal kunjungan itu belum diputuskan.
Selain itu, Kremin menerima undangan bagi Putin untuk berpartisipasi dalam KTT Kelompok 20 di India pada bulan September, katanya. Kehadiran langsung pemimpin Rusia belum dikesampingkan, meskipun format partisipasi Putin masih "tidak jelas", kata Ushakov seperti dilansir dari The Washington Times, Rabu (26/7/2023).
Pengumuman rencana perjalanan Putin datang beberapa hari setelah para pejabat Afrika Selatan mengatakan dia telah setuju untuk melewatkan pertemuan puncak ekonomi di negara mereka bulan depan karena surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadapnya. ICC menuduh Putin bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina.
Sebagai penandatangan perjanjian yang membentuk pengadilan internasional, Afrika Selatan akan diwajibkan untuk menangkap pemimpin Rusia itu jika dia menginjakkan kaki di sana atau berada dalam posisi mengabaikan tanggung jawabnya.
Menjauh dari KTT dapat dianggap memalukan bagi Putin, yang sekarang diharapkan menjadi satu-satunya pemimpin negara di blok ekonomi berkembang BRICS yang tidak hadir. Moskow telah menolak surat perintah tersebut dan mengatakan tidak mengakui yurisdiksi ICC.
China, Turki, dan India bukan penandatangan Statuta Roma, sehingga Putin dapat melakukan perjalanan ke negara-negara tersebut dengan lebih mudah.