Wanita Ini Menelepon Polisi 2.761 Kali karena Kesepian
loading...
A
A
A
TOKYO - Seorang wanita Jepang telah menelepon polisi sebanyak 2.761 kali selama hampir tiga tahun. Dia melakukan panggilan darurat palsu karena kesepian.
Ulah iseng Niroko Hatagami (51) asal Matsudo, Prefektur Chiba, terhenti setelah dia ditangkap pasukan polisi pada Kamis pekan lalu.
Dia ditangkap dan ditahan atas tuduhan menghalangi operasi pemadam kebakaran setempat. Belakangan terungkap bahwa dialah yang melakukan panggilan telepon iseng kepada polisi hingga ribuan kali.
Menurut laporan media lokal, Niroko Hatagami sudah melakukan panggilan darurat dari ponselnya dan dengan cara lain selama setidaknya dua tahun sembilan bulan antara Agustus 2020 hingga Mei 2023.
Dia mengaku menelepon dari rumahnya dan di lokasi lain di sekitar lingkungannya karena dia merasa kesepian. "Saya ingin seseorang mendengarkan dan memberi saya perhatian," katanya, yang dilansir Metro.co.uk, Selasa (18/7/2023).
Selama periode di mana dia membuat klaim darurat palsu, dia diduga mengeluhkan sakit perut, overdosis obat, sakit kaki, dan gejala lainnya kepada pihak berwenang.
Ketika layanan lokal tiba, dia berulang kali menolak bantuan medis, menyangkal telah menelepon.
Penangkapannya terjadi setelah Departemen Pemadam Kebakaran Matsudo mengajukan pengaduan ke polisi pada 20 Juni.
Sebuah studi telah mengungkapkan hampir 1,5 juta orang di Jepang mungkin menderita kesepian akut, dengan tingkat yang diperburuk oleh keadaan darurat Covid-19.
Kasus Niroko mengingatkan kasus Charlotte Walkinshaw, asal Ramsgate, yang pada Agustus 2022 dipenjara selama dua tahun setelah melakukan lebih dari 30 panggilan palsu ke layanan darurat.
Walkinshaw, yang memiliki 76 dakwaan sebelumnya, secara rutin berpura-pura menjadi korban kejahatan atau membutuhkan perhatian medis yang mendesak.
Pengacaranya berargumen bahwa Walkinshaw telah menderita trauma di berbagai titik dalam hidupnya, di mana hakim memberikan "simpati yang besar".
Namun, hakim tetap mengatakan kepadanya saat menjatuhkan hukuman: 'Anda akan menelepon mereka, memberi tahu mereka beberapa hal yang tidak masuk akal dan membuat mereka menghabiskan waktu bersama Anda."
"Anda harus tahu pada usia Anda, layanan darurat sangat sulit, dan saya takut memikirkan berapa puluh ribu pound yang telah dikeluarkan dan berapa banyak orang yang benar-benar sakit membutuhkan polisi atau layanan pemadam kebakaran harus menunggu, dengan hasil yang berpotensi bencana," lanjut hakim.
Ulah iseng Niroko Hatagami (51) asal Matsudo, Prefektur Chiba, terhenti setelah dia ditangkap pasukan polisi pada Kamis pekan lalu.
Dia ditangkap dan ditahan atas tuduhan menghalangi operasi pemadam kebakaran setempat. Belakangan terungkap bahwa dialah yang melakukan panggilan telepon iseng kepada polisi hingga ribuan kali.
Menurut laporan media lokal, Niroko Hatagami sudah melakukan panggilan darurat dari ponselnya dan dengan cara lain selama setidaknya dua tahun sembilan bulan antara Agustus 2020 hingga Mei 2023.
Dia mengaku menelepon dari rumahnya dan di lokasi lain di sekitar lingkungannya karena dia merasa kesepian. "Saya ingin seseorang mendengarkan dan memberi saya perhatian," katanya, yang dilansir Metro.co.uk, Selasa (18/7/2023).
Selama periode di mana dia membuat klaim darurat palsu, dia diduga mengeluhkan sakit perut, overdosis obat, sakit kaki, dan gejala lainnya kepada pihak berwenang.
Ketika layanan lokal tiba, dia berulang kali menolak bantuan medis, menyangkal telah menelepon.
Penangkapannya terjadi setelah Departemen Pemadam Kebakaran Matsudo mengajukan pengaduan ke polisi pada 20 Juni.
Sebuah studi telah mengungkapkan hampir 1,5 juta orang di Jepang mungkin menderita kesepian akut, dengan tingkat yang diperburuk oleh keadaan darurat Covid-19.
Kasus Niroko mengingatkan kasus Charlotte Walkinshaw, asal Ramsgate, yang pada Agustus 2022 dipenjara selama dua tahun setelah melakukan lebih dari 30 panggilan palsu ke layanan darurat.
Walkinshaw, yang memiliki 76 dakwaan sebelumnya, secara rutin berpura-pura menjadi korban kejahatan atau membutuhkan perhatian medis yang mendesak.
Pengacaranya berargumen bahwa Walkinshaw telah menderita trauma di berbagai titik dalam hidupnya, di mana hakim memberikan "simpati yang besar".
Namun, hakim tetap mengatakan kepadanya saat menjatuhkan hukuman: 'Anda akan menelepon mereka, memberi tahu mereka beberapa hal yang tidak masuk akal dan membuat mereka menghabiskan waktu bersama Anda."
"Anda harus tahu pada usia Anda, layanan darurat sangat sulit, dan saya takut memikirkan berapa puluh ribu pound yang telah dikeluarkan dan berapa banyak orang yang benar-benar sakit membutuhkan polisi atau layanan pemadam kebakaran harus menunggu, dengan hasil yang berpotensi bencana," lanjut hakim.
(mas)