Menhan Inggris: Putin Belum Selesai, Perang Dingin Lawan China Tahun 2030
loading...
A
A
A
LONDON - Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Ben Wallace konflik Barat dengan rezim Presiden Rusia Vladimir Putin belum akan berakhir dalam waktu dekat.
Dia juga memicu ketakutan baru dengan memprediksi Barat akan terlibat Perang Dingin dengan China pada tahun 2030.
Wallace sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk meninggalkan jabatannya pada perombakan kabinet berikutnya--yang kemungkinan pada bulan September—dan juga akan meninggalkan Parlemen pada pemilu berikutnya, paling lambat Januari 2025.
Harapannya untuk menjadi Sekretaris Jenderal NATO pupus ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menolak untuk mendukung pencalonannya.
Wallace, yang menandai empat tahun sebagai Menteri Pertahanan Inggris pada 24 Juli, mengatakan kekhawatiran terbesarnya saat bersiap mundur di tengah perang di Eropa, yakni konflik militer dengan Moskow.
"Jika Putin kalah di Ukraina, dia akan sangat terluka," kata Wallace, seperti dikutip The Mirror, Senin (17/7/2023).
“Dia masih memiliki Angkatan Udara dan dia masih memiliki Angkatan Laut, dan kami melihat Angkatan Laut-nya melakukan manuver yang cukup agresif," ujarnya.
“Putin belum selesai dengan kami. Ada kemampuan baginya, dalam tiga atau empat tahun ke depan, untuk menyerang.”
Dia juga menyoroti potensi kebuntuan dengan Beijing, yang telah berjanji untuk merebut kembali pulau Taiwan yang memisahkan diri pada tahun 2050, jika perlu dengan kekerasan.
"Kita bisa melihat kehancuran total politik di Pasifik," kata Wallace.
"Anda bisa menemukan diri Anda pada tahun 2030 dalam posisi Perang Dingin," imbuh Wallace.
Memperingatkan akan ketidakstabilan global yang lebih besar di tahun-tahun mendatang, dia menambahkan: "Menjelang akhir dekade ini, dunia akan menjadi jauh lebih tidak aman, lebih tidak aman."
“Saya pikir kita akan menemukan diri kita dalam konflik. Apakah itu konflik yang dingin atau hangat, saya pikir kita akan berada dalam posisi yang sulit," paparnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan bahwa dirinya menggunakan kode "whisky" untuk menyamarkan pengiriman senjata Inggris ke Ukraina.
Wallace menceritakan bagaimana dia mengirim pesan singkat kepada Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov untuk menjanjikan rudal kepada Kyiv.
Tetapi sebelum komunikasi yang aman dilakukan, Wallace merujuk pada sistem senjata yang akan dipasok Inggris ke Ukraina seolah-olah dia sedang mengirimkan cache Scotch.
"Saya baru saja memilih wiski. Jadi NLAW [Senjata Anti-tank Ringan Generasi Selanjutnya] adalah Glenfiddich dan rudal anti-kapal Harpoon adalah Islay," katanya kepada The Sunday Times.
“Saya akan mengirim pesan kepadanya dengan mengatakan, 'Saya punya whisky untuk Anda' atau, 'Whisky sedang dalam perjalanan'," terang Wallace.
"Kami baru saja memilih kata sandi, menteri ke menteri."
Tepat sebelum Rusia menginvasi, Wallace pergi ke Moskow untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yang mengeklaim tidak akan ada invasi.
Tetapi Menhan Wallace berkata: “Kami bertukar hadiah dan saya memberinya sebotol Glenfiddich. Dia tidak tahu apa artinya. Lelucon itu ada padanya."
Dia juga memicu ketakutan baru dengan memprediksi Barat akan terlibat Perang Dingin dengan China pada tahun 2030.
Wallace sebelumnya telah menyatakan niatnya untuk meninggalkan jabatannya pada perombakan kabinet berikutnya--yang kemungkinan pada bulan September—dan juga akan meninggalkan Parlemen pada pemilu berikutnya, paling lambat Januari 2025.
Harapannya untuk menjadi Sekretaris Jenderal NATO pupus ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menolak untuk mendukung pencalonannya.
Wallace, yang menandai empat tahun sebagai Menteri Pertahanan Inggris pada 24 Juli, mengatakan kekhawatiran terbesarnya saat bersiap mundur di tengah perang di Eropa, yakni konflik militer dengan Moskow.
"Jika Putin kalah di Ukraina, dia akan sangat terluka," kata Wallace, seperti dikutip The Mirror, Senin (17/7/2023).
“Dia masih memiliki Angkatan Udara dan dia masih memiliki Angkatan Laut, dan kami melihat Angkatan Laut-nya melakukan manuver yang cukup agresif," ujarnya.
“Putin belum selesai dengan kami. Ada kemampuan baginya, dalam tiga atau empat tahun ke depan, untuk menyerang.”
Dia juga menyoroti potensi kebuntuan dengan Beijing, yang telah berjanji untuk merebut kembali pulau Taiwan yang memisahkan diri pada tahun 2050, jika perlu dengan kekerasan.
"Kita bisa melihat kehancuran total politik di Pasifik," kata Wallace.
"Anda bisa menemukan diri Anda pada tahun 2030 dalam posisi Perang Dingin," imbuh Wallace.
Memperingatkan akan ketidakstabilan global yang lebih besar di tahun-tahun mendatang, dia menambahkan: "Menjelang akhir dekade ini, dunia akan menjadi jauh lebih tidak aman, lebih tidak aman."
“Saya pikir kita akan menemukan diri kita dalam konflik. Apakah itu konflik yang dingin atau hangat, saya pikir kita akan berada dalam posisi yang sulit," paparnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan bahwa dirinya menggunakan kode "whisky" untuk menyamarkan pengiriman senjata Inggris ke Ukraina.
Wallace menceritakan bagaimana dia mengirim pesan singkat kepada Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov untuk menjanjikan rudal kepada Kyiv.
Tetapi sebelum komunikasi yang aman dilakukan, Wallace merujuk pada sistem senjata yang akan dipasok Inggris ke Ukraina seolah-olah dia sedang mengirimkan cache Scotch.
"Saya baru saja memilih wiski. Jadi NLAW [Senjata Anti-tank Ringan Generasi Selanjutnya] adalah Glenfiddich dan rudal anti-kapal Harpoon adalah Islay," katanya kepada The Sunday Times.
“Saya akan mengirim pesan kepadanya dengan mengatakan, 'Saya punya whisky untuk Anda' atau, 'Whisky sedang dalam perjalanan'," terang Wallace.
"Kami baru saja memilih kata sandi, menteri ke menteri."
Tepat sebelum Rusia menginvasi, Wallace pergi ke Moskow untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, yang mengeklaim tidak akan ada invasi.
Tetapi Menhan Wallace berkata: “Kami bertukar hadiah dan saya memberinya sebotol Glenfiddich. Dia tidak tahu apa artinya. Lelucon itu ada padanya."
(mas)