Mohammed bin Salman Hapus Konten Anti-Israel dari Buku Pelajaran Arab Saudi
loading...
A
A
A
Tuduhan Israel membakar Masjid Al-Aqsa pada tahun 1969 juga dihapus dari salah satu buku. Begitu juga klaim bahwa alasan Israel memulai Perang Enam Hari adalah keinginannya untuk menguasai tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem dan sumur minyak di Semenanjung Sinai turut dihapus.
Namun, buku pelajaran tetap tidak mengakui Israel dan tidak mengajarkan tentang Holocaust.
Peta sama sekali mengabaikan keberadaan Israel dan tidak menyebutkan namanya, Zionisme masih digambarkan sebagai gerakan kolonial dan rasis Eropa, dan masih ada tempat yang digambarkan sebagai "entitas Zionis".
“Meskipun setiap reformasi buku teks itu penting, buku teks Arab Saudi memiliki makna khusus sebagai pemimpin arus Sunni dalam Islam,” kata Marcus Sheff, CEO lembaga penelitian dan kebijakan IMPACT-se, seperti dikutip Ynet, Senin (17/7/2023).
Eric Agassi, wakil presiden IMPACT-se, menambahkan: "Perubahan yang dilakukan [Mohammed] bin Salman sangat berani, belum pernah terjadi sebelumnya, dan merupakan pertanda akan datang. Arab Saudi bukan lagi sekadar sebuah negara. Buku teksnya didistribusikan ke komunitas Muslim di seluruh dunia dan dipelajari oleh puluhan juta pelajar di masjid dan lingkungan pendidikan lainnya."
Lihat Juga: Orientalis Zionis: Erdogan Berambisi Kembalikan Kejayaan Kekaisaran Ottoman yang Benci Israel
Namun, buku pelajaran tetap tidak mengakui Israel dan tidak mengajarkan tentang Holocaust.
Peta sama sekali mengabaikan keberadaan Israel dan tidak menyebutkan namanya, Zionisme masih digambarkan sebagai gerakan kolonial dan rasis Eropa, dan masih ada tempat yang digambarkan sebagai "entitas Zionis".
“Meskipun setiap reformasi buku teks itu penting, buku teks Arab Saudi memiliki makna khusus sebagai pemimpin arus Sunni dalam Islam,” kata Marcus Sheff, CEO lembaga penelitian dan kebijakan IMPACT-se, seperti dikutip Ynet, Senin (17/7/2023).
Eric Agassi, wakil presiden IMPACT-se, menambahkan: "Perubahan yang dilakukan [Mohammed] bin Salman sangat berani, belum pernah terjadi sebelumnya, dan merupakan pertanda akan datang. Arab Saudi bukan lagi sekadar sebuah negara. Buku teksnya didistribusikan ke komunitas Muslim di seluruh dunia dan dipelajari oleh puluhan juta pelajar di masjid dan lingkungan pendidikan lainnya."
Lihat Juga: Orientalis Zionis: Erdogan Berambisi Kembalikan Kejayaan Kekaisaran Ottoman yang Benci Israel
(mas)