Rusia: NATO Kembali ke Skema Perang Dingin, Moskow Siap Merespons dengan Segala Cara
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia mengatakan KTT NATO di Lithuania menunjukkan bahwa aliansi Barat kembali ke skema Perang Dingin, maka dari itu, Moskow siap untuk merespons setiap ancaman dengan menggunakan segala cara.
KTT NATO di Lithuania berakhir dengan Amerika Serikat dan sekutunya memberi Ukraina jaminan keamanan baru untuk pertahanannya dalam melawan invasi Moskow yang berjalan lebih dari 500 hari.
KTT itu juga membahas pengajuan keaggotaan Swedia setelah Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Senin lalu tiba-tiba membatalkan keberatannya sebelumnya.
"Aliansi Barat telah kembali ke skema Perang Dingin," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip Reuters, Kamis (13/7/2023).
"Hasil KTT Vilnius akan dianalisis dengan cermat. Dengan mempertimbangkan tantangan dan ancaman terhadap keamanan dan kepentingan Rusia yang telah diidentifikasi, kami akan merespons secara tepat waktu dan tepat, dengan menggunakan segala cara dan metode yang kami miliki," lanjut kementerian tersebut.
"KTT itu menunjukkan ketidakmampuan NATO untuk beradaptasi dengan situasi geopolitik baru di dunia,” imbuh Kementerian Luar Negeri Rusia.
Disebutkan oleh kementeriann itu bahwa NATO terus menurunkan ambang batas untuk penggunaan kekuatan, meningkatkan ketegangan politik dan militer.
“Mengambil jalan eskalasi, mereka mengeluarkan serangkaian janji baru untuk memasok rezim Kyiv dengan senjata yang lebih modern dan jarak jauh untuk memperpanjang konflik selama mungkin—sampai habis,” kata kementerian itu.
“Selain keputusan yang sudah diambil, kami akan terus memperkuat organisasi militer dan sistem pertahanan negara.”
Sebelumnya pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mendambakan tanah dan kekuasaan dan memuji persatuan dan dukungan NATO untuk Ukraina.
KTT NATO di Lithuania berakhir dengan Amerika Serikat dan sekutunya memberi Ukraina jaminan keamanan baru untuk pertahanannya dalam melawan invasi Moskow yang berjalan lebih dari 500 hari.
KTT itu juga membahas pengajuan keaggotaan Swedia setelah Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Senin lalu tiba-tiba membatalkan keberatannya sebelumnya.
"Aliansi Barat telah kembali ke skema Perang Dingin," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip Reuters, Kamis (13/7/2023).
"Hasil KTT Vilnius akan dianalisis dengan cermat. Dengan mempertimbangkan tantangan dan ancaman terhadap keamanan dan kepentingan Rusia yang telah diidentifikasi, kami akan merespons secara tepat waktu dan tepat, dengan menggunakan segala cara dan metode yang kami miliki," lanjut kementerian tersebut.
"KTT itu menunjukkan ketidakmampuan NATO untuk beradaptasi dengan situasi geopolitik baru di dunia,” imbuh Kementerian Luar Negeri Rusia.
Disebutkan oleh kementeriann itu bahwa NATO terus menurunkan ambang batas untuk penggunaan kekuatan, meningkatkan ketegangan politik dan militer.
“Mengambil jalan eskalasi, mereka mengeluarkan serangkaian janji baru untuk memasok rezim Kyiv dengan senjata yang lebih modern dan jarak jauh untuk memperpanjang konflik selama mungkin—sampai habis,” kata kementerian itu.
“Selain keputusan yang sudah diambil, kami akan terus memperkuat organisasi militer dan sistem pertahanan negara.”
Sebelumnya pada hari Rabu, Presiden AS Joe Biden menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mendambakan tanah dan kekuasaan dan memuji persatuan dan dukungan NATO untuk Ukraina.
(mas)