Rusia Ancam Gunakan Bom Cluster, Klaim Lebih Efektif Ketimbang Punya AS

Rabu, 12 Juli 2023 - 04:39 WIB
loading...
Rusia Ancam Gunakan...
AS memasok Ukraina dengan bom cluster, Rusia ancam gunakan senjata serupa. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan Moskow akan dipaksa untuk menggunakan senjata "serupa" jika Amerika Serikat (AS) memasok bom cluster ke Ukraina , lapor kantor berita Rusia.

AS minggu lalu mengumumkan akan memasok Ukraina dengan munisi tandan - senjata peledak yang biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil di wilayah yang luas. Bom ini dilarang oleh lebih dari 100 negara, termasuk Inggris dan Jepang.

Shoigu mengatakan bahwa Rusia memiliki munisi tandan tetapi sejauh ini menahan diri untuk tidak menggunakannya dalam kampanye militernya.

Namun AS sebelumnya telah menuduh Rusia menggunakan munisi tandan di Ukraina dan mengatakan mereka memiliki tingkat kegagalan hingga 40 persen, membuat tanah dipenuhi dengan bom yang tidak meledak. Washington mengatakan munisi tandan yang dikirim ke Ukraina memiliki tingkat kegagalan kurang dari 2,35 persen.



“Jika Amerika Serikat memasok munisi tandan ke Ukraina, angkatan bersenjata Rusia akan dipaksa untuk menggunakan senjata serupa melawan angkatan bersenjata Ukraina sebagai tanggapan,” kata Shoigu.

“Perlu dicatat bahwa Rusia memiliki munisi tandan yang beroperasi untuk semua kesempatan. Mereka jauh lebih efektif daripada yang Amerika,” klaimnya seperti dikutip Al Arabiya, Rabu (12/7/2023).

Shoigu menambahkan bahwa tentara Rusia mengambil tindakan untuk melindungi pasukannya dari senjata semacam itu.

Dalam komentar lain, Shoigu mengatakan Rusia secara signifikan mengurangi potensi serangan balasan Ukraina dan pasukan Rusia telah memperoleh kekuatan selama serangan balik mereka sendiri ke arah Lyman di wilayah Donetsk timur Ukraina.

Reuters tidak dapat memverifikasi klaim medan perang secara independen.



Human Rights Watch mengatakan Moskow dan Kiev telah menggunakan munisi tandan selama hampir 17 bulan konflik di Ukraina, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus".

Baik AS, Rusia maupun Ukraina belum menandatangani Konvensi Munisi Tandan.

Para pejabat AS mengatakan mereka mengabulkan permintaan Kiev untuk bom cluster setelah Ukraina - yang sekarang melancarkan serangan balasan terhadap Rusia - kehabisan amunisi artileri reguler dan produksi tidak akan memenuhi kebutuhannya.

Sekutu dekat AS termasuk Inggris, Kanada dan Jerman telah menyatakan penentangan mereka terhadap penggunaan munisi tandan.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1751 seconds (0.1#10.140)